Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Dokter Museum" Menangani Koleksi yang Terjangkit "Flu" dan "Covid-19"

15 Mei 2020   09:10 Diperbarui: 15 Mei 2020   09:11 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Observasi koleksi Museum Nasional (Foto: Museum Nasional)

Menangani koleksi yang cuma terjangkit "flu" cukup gampang. Obatnya sederhana. Biasanya dengan cairan kimia yang banyak terdapat di pasaran. Lain halnya kalau koleksi sudah terjangkit "Covid-19". Sejumlah "dokter museum" harus terlibat di dalamnya. Obatnya pun harus dipesan secara khusus.

Kepala Bagian Perawatan dan Pengawetan Ibu Ita Yulita (Dokpri)
Kepala Bagian Perawatan dan Pengawetan Ibu Ita Yulita (Dokpri)

Memelihara

Memelihara memang lebih sulit daripada mendapatkan. Soalnya memelihara dilakukan untuk waktu panjang atau selama mungkin. Memelihara yang dua persen saja lumayan sulit. Bagaimana nasib koleksi Museum Nasional yang 98 persen lagi?

Menurut Kepala Museum Nasional Pak Siswanto, nanti ada tata pamer baru dengan topik "Menjadi Indonesia".  Akan ada rotasi koleksi sehingga masyarakat tidak bosan. Rotasi koleksi memang harus dilakukan secara periodik, taruhlah setiap dua tahun.

Ada usulan dari peserta Zoom pada acara 14 Mei 2020 kemarin agar kegiatan konservasi bisa dilihat masyarakat umum. Menurut Ibu Ita Yulita, setiap Rabu Museum Nasional sudah mengundang masyarakat untuk membantu konservasi koleksi. Untuk tahap pertama, yang terlibat adalah mahasiswa.

Menyambut Hari Museum Internasional setiap 18 Mei, sejak 12 Mei 2020 Museum Nasional menyelenggarakan acara daring. Kelebihan acara daring bisa diikuti peserta dari luar Jakarta. Covid-19 memang telah mengubah kegiatan tatap muka menjadi kegiatan jarak jauh. Semoga ke depan ada dua variasi kegiatan.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun