Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Koin Kerajaan-kerajaan Nusantara Ada di Museum Uang Sumatera

4 Mei 2020   08:07 Diperbarui: 4 Mei 2020   13:46 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koin emas Kesultanan Makassar (Foto: Museum Uang Sumatera)

Uang perkebunan banyak juga di museum ini. Token, demikianlah nama lain uang perkebunan, dulu pernah dipakai secara lokal di wilayah Sumatera Utara. Perkebunan Deli pernah dikenal dalam sejarah. Karena itulah maskot museum ini disebut Kak Orips (singkatan ORI Provinsi Sumatera) dan Bang Tobun (singkatan Token Perkebunan).

Menurut Pak Barus, banyak mahasiswa datang ke MUS untuk melakukan penelitian dan membuat skripsi. Memang uang merupakan ladang penelitian untuk menyusun sejarah ekonomi sekaligus sejarah politik pada masa dulu.

Para pelajar sedang mengamati koleksi uang (Foto: MUS)
Para pelajar sedang mengamati koleksi uang (Foto: MUS)
Menghidupkan wisata

Kalau saja tidak ditutup karena pandemi, MUS ramai didatangi pengunjung. Dengan demikian menghidupkan geliat wisata di Medan dan sekitarnya. Rombongan pelajar, pramuka, dan mahasiswa sering ke sini. Begitu pula wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.

Tadinya Gedung Juang 45, salah satu bangunan cagar budaya Kota Medan yang menjadi saksi perjuangan Indonesia melawan penjajahan,  sempat terbengkalai dan penuh debu. Namun sejak MUS menempati lantai 2, gedung ini sudah bagus dan kembali terawat.  

MUS bukan hanya memamerkan uang kertas ORIPS, koin kerajaan/kesultanan, dan masin cetak, tapi juga uang masa penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang. Uang unik yang berasal dari berbagai daerah di Sumatera, antrara lain uang Siantar, Karo, Tapanuli, Rantau Prapat, Labuhan Batu, dan banyak lagi.

Banyak uang kertas itu terlihat sangat unik karena menggunakan bahan yang amat sederhana seperti kertas tulis dan kertas singkong. Keunikan lain, ditulis menggunakan mesin tik dengan stempel pemerintah setempat seperti wedana, bupati, atau penguasa militer. Juga ada bon kontan dan kupon penukaran sebagai pengganti uang.  

Kalau sekolah atau kampus merupakan lembaga pendidikan formal, MUS menjadi tempat pendidikan nonformal. Sebagai museum swasta, tentu saja MUS memerlukan biaya perawatan. Saat ini MUS mengenakan tarif masuk Rp 10.000. Namun para pengunjung akan mendapatkan cenderamata koin kuno. Mari kita belajar, melihat sejarah, melestarikan warisan leluhur, sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan lewat museum.***

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun