Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kontak Budaya Kemaritiman Lewat Arca Kuno pada Abad ke-8 sampai 10

11 Desember 2019   16:20 Diperbarui: 13 Desember 2019   07:38 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arca kuno ditemukan warga Boyolali pada 2016 (Foto: republika.co.id)
Arca kuno ditemukan warga Boyolali pada 2016 (Foto: republika.co.id)
Batu tunggal 
Zaman lampau memang banyak meninggalkan jejak berupa arca kuno, baik terbuat dari batu maupun logam. Umumnya arca terbuat dari batu tunggal, bahkan ada yang sangat besar dan berat. Di Museum Nasional, misalnya, ada sebuah arca batu setinggi empat meter lebih. Arca itu berasal dari Sumatera Barat, saat ini dikenal dengan sebutan Bhairawa.

Arca-arca yang bercirikan Hinduisme menggambarkan para dewa dan hewan kendaraannya. Dewa Siwa, Wisnu, Brahma, para istri ketiga dewa, anak-anak para dewa, dan penjaga pintu gerbang atau dwarapala, banyak dijumpai sebagai bagian dari candi maupun arca lepas. Arca Buddha dikenali karena sikap tangannya dan rambutnya yang ikal.

Arca kuno sering kali menjadi perhatian masyarakat awam. Mereka banyak mengoleksi arca-arca baru bercirikan kuno yang dibuat seniman-seniman masa kini di daerah Muntilan (untuk arca batu) dan Trowulan (untuk arca logam).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun