Zaman lampau memang banyak meninggalkan jejak berupa arca kuno, baik terbuat dari batu maupun logam. Umumnya arca terbuat dari batu tunggal, bahkan ada yang sangat besar dan berat. Di Museum Nasional, misalnya, ada sebuah arca batu setinggi empat meter lebih. Arca itu berasal dari Sumatera Barat, saat ini dikenal dengan sebutan Bhairawa.
Arca-arca yang bercirikan Hinduisme menggambarkan para dewa dan hewan kendaraannya. Dewa Siwa, Wisnu, Brahma, para istri ketiga dewa, anak-anak para dewa, dan penjaga pintu gerbang atau dwarapala, banyak dijumpai sebagai bagian dari candi maupun arca lepas. Arca Buddha dikenali karena sikap tangannya dan rambutnya yang ikal.
Arca kuno sering kali menjadi perhatian masyarakat awam. Mereka banyak mengoleksi arca-arca baru bercirikan kuno yang dibuat seniman-seniman masa kini di daerah Muntilan (untuk arca batu) dan Trowulan (untuk arca logam).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H