Perahu Lancang Kuning dikenal luas oleh masyarakat Melayu Riau sejak beberapa abad lalu. Fungsi awalnya untuk kendaraan resmi para raja dan sebagai perahu komando dalam angkatan laut kerajaan.
Bagi para nelayan, laut menjadi sumber penghasilan utama. Maka pada saat-saat tertentu mereka menyelenggarakan pesta laut atau petik laut, sebagai rasa syukur atas rezeki yang mereka peroleh dari laut. Biasanya dalam sedekah laut para nelayan melarung sesaji ke tengah laut lepas.
Pembuatan perahu dari sebatang pohon ditunjukkan oleh dua orang Papua di luar tempat pameran. Dengan pakaian tradisional mereka melobangi bagian tengah pohon dengan pahat dan palu. Karena hanya berupa demonstrasi, batang yang digunakan tidak terlalu besar.
Pameran perahu tradisional Nusantara berlangsung hingga 22 Desember 2019. Pameran ini terbilang jarang. Untuk itu silakan kunjungi Museumn Bahari. Cukup membayar karcis masuk Rp 5.000, teman-teman bisa melihat pameran tetap sekaligus pameran temporer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H