Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan featured

Dulu, Pers Rusia Ikut Menyebarkan Berita Proklamasi RI

8 Agustus 2019   15:12 Diperbarui: 21 Agustus 2019   11:58 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para undangan di dalam ruang pameran (Dokpri)

Prangko Indonesia yang dikenal cetakan Wina mengenai KMB 1949 (Dokpri)
Prangko Indonesia yang dikenal cetakan Wina mengenai KMB 1949 (Dokpri)
Perundingan Roem-Royen

Atas petunjuk Dewan Keamanan PBB, RI dan Belanda harus berunding kembali. Perundingan diadakan di Hotel Des Indes Jakarta. Delegasi RI dipimpin Muh. Roem dan Belanda diketuai J.H. van Royen. Sayang, sejak 1970-an Hotel Des Indes telah rata dengan tanah untuk digantikan pusat pertokoan megah pada kala itu. Perundingan berakhir pada 7 Mei 1949 dengan hasil pemerintah RI termasuk para pemimpin yang ditawan akan dikembalikan ke Yogyakarta dan kedua pihak sepakat untuk melaksanakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag.

Tujuan Konferensi Meja Bundar adalah menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda serta untuk mencapai kesepakatan peserta tentang cara penyerahan kedaulatan yang penuh dan tanpa syarat kepada negara Indonesia Serikat. 

Hasil kesepakatan konferensi itu antara lain Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indonesia yang sepenuhnya tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali kepada RIS, penyerahan kedaulatan itu akan dilakukan selambat-lambatnya pada 30 Desember 1949, dan RIS harus membayar semua utang Belanda dari 1942.

Dari panel pameran diketahui penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949 dilakukan oleh Wakil Tinggi Mahkota A.H.J. Lovink kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Istana Koningsplein. Diketahui pula Soekarno dilantik sebagai Presiden RIS pada 17 Desember 1949.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Bapak Fitra Arda sedang diwawancara (Dokpri)
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Bapak Fitra Arda sedang diwawancara (Dokpri)
Pers Rusia

Dari panel pameran pengunjung dapat memperoleh informasi berharga tentang berita proklamasi di Timur Tengah pada awal September 1945. Pada panel lain terlihat Uni Soviet menyambut kehadiran Indonesia merdeka. Bahkan pers Rusia ikut menyebarkan berita proklamasi. Ukraina, yang saat ini menjadi negara pecahan Uni Soviet, juga mendukung Indonesia.

Pokoknya menarik deh kalau datang sendiri melihat pameran. Museum Perumusan Naskah Proklamasi terletak di Jalan Imam Bonjol nomor 1. Lokasinya tidak jauh dari Gedung Bappenas, Taman Suropati, atau masjid Sunda Kelapa. 

Beberapa bus Transjakarta melewati museum ini, seperti rute Bundaran Senayan-TU Gas, Grogol-TU Gas, dan Grogol-Kampung Melayu. Berhenti di halte Museum Proklamasi atau di bagian seberangnya halte Taman Suropati, sampailah ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun