Di dalamnya harus ada satu ruangan untuk menyimpan Bendera Pusaka dan memasang papan dari perunggu dengan teks proklamasi ditulis dengan huruf dari lembaran emas murni. Demikian menurut buku Riwayat Monumen Nasional halaman 8 dan 9.
Menurut Sudiro, sebagaimana dikutip Pak Nunus, penggagas Tugu Nasional orang biasa bernama Sarwoko Martokoesoemo. Gagasannya disampaikan pada 1954 dan disetujui Bung Karno. Pada 1955 dibentuk Panitia Tugu Nasional, diketuai oleh Sarwoko. Melalui sayembara dihasilkan pemenang desain Ir. F. Silaban.
Menurut Bung Karno di dalam tugu harus ada museum. Jika nanti museum sejarah dibuka, pengunjung bangsa sendiri atau yang datang dari negeri asing akan tertegun di dalamnya. Dan setelah mereka menjejakkan kakinya di luar mereka akan berkata, "Yes, the Indonesian people are great people. Yes, the Indonesian people are becoming a great people again," demikian Pak Nunus mengutip pidato Bung Karno.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H