Seperti biasanya pada bulan Ramadhan, Masjid Istiqlal menyelenggarakan acara yang disebut Iftar Budaya. Kali ini tema yang diusung Dinamika Perjalanan Dakwah Auliya di Nusantara. Kegiatan itu berlangsung pada 22 Mei hingga 26 Mei 2019.Â
Berbagai acara digelar pada kegiatan itu, yakni pameran budaya bertopik Jejak Langkah Dakwah Budaya Walisongo, buka puasa bersama, pertunjukan seni khas Betawi, dialog budaya, melukis dan membatik, serta panahan.
Pendukung utama kegiatan Iftar Budaya adalah Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Beberapa institusi lain juga berpartisipasi, seperti Museum Wayang, Museum Tekstil, dan Museum Nasional.
Iftar berasal dari bahasa Arab, berarti buka puasa, mengacu pada sebuah perjamuan saat Muslim berbuka puasa selama bulan Ramadan. Â
Pameran
Saya berkempatan melihat pameran pada Jumat, 24 Mei 2019. Narasi yang terdapat pada papan panel cukup menyejukkan hati. Banyak informasi berharga terdapat di dalamnya, yang tentu saja bermanfaat buat pengunjung. Apalagi ditunjang oleh ilustrasi dan artefak dari masa Islam.
Ada mahkota Sultan Banten koleksi Museum Nasional. Kesultanan Banten muncul pada abad ke-15. Menurut buku-buku sejarah, kongsi dagang Belanda pertama kali mendarat di Banten.
Ada nisan berkaligrafi. Tulisan pada nisan itu sangat indah, terukir dalam batu putih. Buku-buku kuno beraksara Arab juga mengisi ruang pameran. Wayang yang muncul di Cirebon ikut dipamerkan.Â
Wayang tersebut milik Museum Wayang. Saya lihat di dinding panel tergantung tiga lukisan kaca. Lukisan kaca berasal dari Cirebon. Yang unik, melukisnya dari bagian dalam dan penuh dengan kaligrafi Arab.