Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Permainan Tradisional Hampir Hilang Karena Teknologi

30 April 2019   18:55 Diperbarui: 30 April 2019   18:58 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukan musik tradisional Jepang (Dokpri)

Karakteristik permainan tradisional tergolong sederhana loh. Soalnya cenderung memakai atau memanfaatkan alat atau bahan di lingkungan kita. Kita tidak perlu membelinya. Untuk mengasah keterampilan, kita bisa membuat sendiri.

Mainan mobil-mobilan (Dokpri)
Mainan mobil-mobilan (Dokpri)
Permainan tradisional juga melibatkan pemain yang banyak sehingga anak dapat saling bersosialisasi. Yang tidak boleh dilupakan, permainan tradisional memiliki nilai-nilai luhur dan pesan-pesan moral berupa kebersamaan, kejujuran, tanggung jawab, sportivitas, dan taat pada aturan yang berlaku. Semacam fair play pada dunia olahraga sekarang.

Pameran permainan tradisional diselenggarakan di Gedung B. Terpajang beberapa jenis dan bentuk gasing, termasuk gasing yang mengeluarkan bunyi. Ada kelereng dan wayang kertas. Di pojok lain ada bunyi-bunyian dari kaleng bekas yang pada bagian tepinya diikat dua batang bambu kecil. Pelengkapnya adalah karet dan koin atau tutup botol yang bolong di tengahnya. Bila batang kecil jatuh, maka akan berbunyi nyaring. Mainan ini sering menjadi alat pengamanan di rumah.

Memang, perlu upaya pelestarian terhadap permainan tradisional. Kalau tidak, generasi sekarang hanya melihat dari dokumentasi saja. Perlu ada tempat-tempat khusus atau ajang-ajang khusus untuk memperkenalkannya kepada generasi sekarang. Itu tugas berat.

Jangan lupa, dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, pada 2 Mei dan 3 Mei gratis masuk Museum Nasional. Manfaatkan kesempatan untuk melihat sambil mengagumi benda-benda budaya tinggalan nenek moyang kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun