Sebagian besar peserta mengharapkan kegiatan Rumah Peradaban di DKI Jakarta mencakup kunjungan situs lalu menuliskan pengalaman masing-masing. Kegiatan berlangsung selama tiga hari dua malam. "Para peserta harus menginap, jangan disuruh pulang. Nanti mereka tidak balik," usul Pak Rochim dari Dinas Pendidikan.
Tentu saja kegiatan tergantung anggaran. Ironisnya, anggaran untuk arkeologi boleh dibilang semakin kecil. Nah, ini yang perlu diperhatikan pembuat kebijakan. Masalahnya, arkeologi selalu berpacu dengan pembangunan fisik.Â
Kasus terakhir adalah penemuan situs kuno dalam pembangunan jalan tol di wilayah Malang, Jawa Timur. Banyak tinggalan kuno dari situs itu diambili masyarakat, bahkan ada yang dijual. Kita kecolongan lagi karena kurang perhatian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H