Pak Nunus mengemukakan, peran lain dari Pak Amir adalah pengembalian naskah Nagarakretagama, arca Prajnaparamita, dan pelana Pangeran Diponegoro dari Belanda.
Pak Kresno Yulianto dari Departemen Arkeologi UI menjadi pembicara selanjutnya. Â Menurut Pak Kresno, gagasan-gagasan Pak Amir di masa lalu tentang museum, Â terkembangkan di masa kini. Pak Amir pernah mengatakan harus ada sinerji antarlembaga, yakni antara lembaga penelitian, pelestarian, pendidikan, dan permuseuman. Keluaran dari semua itu adalah penyajian di museum, misalnya hasil ekskavasi harus disimpan di dalam museum.
Pada 1984 Pak Amir mengembangkan mata kuliah Museologi di Jurusan Arkeologi UI ketika itu. Mulai 2000-an, studi Museologi berkembang menjadi program Magister Arkeologi peminatan Museologi.
Pak Amir wafat pada 1 Juni 2013. Beliau banyak menulis dan menerjemahkan buku karena Pak Amir menguasai lima bahasa asing. Menurut Pak Nunus, Pak Amir berjasa besar dalam pengembangan museologi di Indonesia.Â
Sayang, beliau belum pernah mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Semoga lewat acara ini KPBMI mampu merangkul komunitas-komunitas lain untuk mengusulkan kepada pemerintah pusat agar Pak Amir Sutaarga memperoleh penghargaan budaya atau gelar Bapak Permuseuman Indonesia.
Oh ya, beberapa hari menjelang ulang tahun, KPBMI diliput oleh JawaPos TV. Hasil wawancara dan pengambilan gambar tayang pada 5 Maret lalu.*** Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H