"Dapat dipahami pula bahwa mengapa lukisan 'Kanjeng Ratu Kidul' tergolong mitos yang banyak dikenal masyarakat luas, banyak dipalsukan, karena masyarakat banyak yang mengaguminya, karena lukisan itu telah menjadi mitos nyata, yang mengacu kepada mitos pertamanya berupa legenda penguasa laut yang cantik namun juga disegani," cerita Pak Agus.
Nah, ada yang menarik dari diskusi, yakni bagaimana Presiden Sukarno membayar lukisan-lukisan tersebut? Kemungkinan membayar secara cicilan tentu ada. Maklum ketika itu penghasilan seorang presiden cukup kecil. Disumbang oleh Basoeki Abdullah juga bisa benar. Apalagi keduanya, Presiden Sukarno dan Basoeki Abdullah, bersahabat akrab. Sayang belum ada dokumentasi tentang proses transaksi lukisan.
Diskusi dibuka dengan laporan kegiatan oleh Kepala Museum Basoeki Abdullah, Ibu Maeva Salmah. Pada tahun ini juga, kata Ibu Maeva, Museum Basoeki Abdullah akan menyelenggarakan ajang tiga tahunan Basoeki Art Award. Secara resmi Ibu Dedah R. Sri Handari, Kepala Subdirektorat Permuseuman, Kemdikbud, membuka kegiatan diskusi. Hadir dalam kegiatan itu pemerhati budaya Bapak Nunus Supardi, Ketua Asosiasi Museum Indonesia Jakarta "Paramita Jaya", Bapak Yiyok T. Herlambang, komunitas, pekerja seni, guru, pelajar/mahasiswa, dan masyarakat umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H