Koleksi berusia ratusan tahun, seperti dari abad ke-9, ada di museum ini. Pokoknya uang-uang yang pernah beredar di seluruh Nusantara ada di museum ini. Memang belum lengkap, misalnya uang-uang masa kerajaan atau uang masa revolusi fisik (1947-1949).
Sepengetahuan saya, banyak uang masa kerajaan banyak 'lari' ke mancanegara. Maklum dunia numismatik mereka sudah maju. Banyak numismatis pun memiliki kelebihan finansial. Beda dengan kondisi di Indonesia tentunya.
Dulu sekitar 1987 saya pernah mengunjungi Museum Artha Suaka di Jalan Kebon Sirih, Gedung Bank Indonesia sekarang. Ketika itu museum belum dibuka untuk umum. Pengunjung harus mengirimkan surat permohonan kunjungan ke bagian UPU (Urusan Pengeluaran Uang).
Semakin lama perhatian kepada Museum Bank Indonesia semakin besar. Atas usaha Ibu Miranda Gultom, Museum Bank Indonesia mulai beralih lokasi ke kawasan Kota Tua Jakarta.
Museum uang yang lengkap tentu bukanlah Museum Bank Indonesia. Sebagian koleksi justru dimiliki Museum Nasional, yang di dalamnya ada bagian Numismatik. Saya pernah lihat koleksi uang kampua milik Museum Nasional lumayan banyak dan berkualitas cukup bagus. Berbeda dengan koleksi Museum Bank Indonesia yang tinggal sepotong.
Jadi kalau mau mengunjungi museum uang terlengkap, yah gabungan Museum Bank Indonesia dan Museum Nasional. Semakin sempurna kalau bergabung lagi Museum Uang Purbalingga dan Museum Uang Sumatera.
Mengingat Bank Indonesia memiliki anggaran cukup besar, sebaiknya bekerja sama dengan para numismatis untuk memperoleh koleksi yang belum ada atau belum lengkap. Mari melestarikan uang-uang lama sekaligus belajar sejarah perekonomian di Museum Bank Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H