Menurut pengalaman J.J. Rizal pemuda masa kini enggan disebut generasi milenial tapi generasi kreatif. Mereka kreatif karena menggunakan teknologi kekinian. Misalnya membuka toko online serta membuat situs-situs kitabisa dan change.
Namun generasi muda pun dinilai kurang memahami sejarah. Ini terlihat ketika pada 2014 ada deklarasi calon presiden yang sama-sama mengagumi Sukarno. Yang satu menggunakan Gedung Juang 45, satunya lagi Rumah Polonia. Padahal kedua bangunan itu jauh sekali berhubungan dengan Sukarno.
Dibandingkan dulu, saat ini orang sangat mudah mengakses informasi. Sayangnya banyak informasi, terutama lewat media sosial, bernuansa memecah-belah bangsa. Seharusnya apa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda dapat dijadikan landasan dalam memaknai informasi-informasi tersebut. Pernyataan tentang satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa harus menjadi pedoman untuk mencegah perpecahan.
Mari kita maknai nilai-nilai Sumpah Pemuda. Kita pun harus mewaspadai berita-berita hoaks. NKRI harga mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H