Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gebyar Sumpah Pemuda, Momen Kebangkitan Pemuda

28 Oktober 2018   20:29 Diperbarui: 28 Oktober 2018   20:30 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Triana menyerahkan hadiah sepeda kepada pemenang kuis sejarah (Dokpri)

Setiap tahun masyarakat Indonesia merayakan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober. Ada berbagai acara yang digelar, dari yang ilmiah hingga nonilmiah. Mungkin karena tahun ini 28 Oktober jatuh pada Minggu, maka pesta para pemuda-pemudi pun sangat ramai. Sebenarnya, hari ini saya memperoleh empat undangan acara. Namun karena hampir berbarengan waktunya, tentu saja saya harus memilih satu.

Pilihan saya adalah menghadiri acara Gebyar Sumpah Pemuda yang diselenggarakan oleh Direktorat Sejarah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Saya lihat peserta yang hadir sebagian besar adalah generasi milenial. Memang Direktorat Sejarah mengundang berbagai kalangan generasi muda seperti pelajar, mahasiswa, pramuka, dan komunitas. Generasi "zaman old" juga ada, paling-paling sebagai pembina atau penasihat.

Senam ringan menjelang acara utama (Dokpri)
Senam ringan menjelang acara utama (Dokpri)
Santai

Seusai melakukan registrasi, peserta mendapat semangkok bubur kacang hijau dan sepotong roti, ditambah sebotol air minum dan kaos. Maklum acara dimulai pagi, sehingga banyak peserta belum sarapan.

Sekitar pukul 07.00 acara santai dimulai. Peserta diajak berolahraga ringan berupa senam Maumere dan Poco-poco. Setelah itu acara inti, diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza. Berikutnya pembacaan doa oleh Tarmizi Taher sebagaimana disebutkan pembaca acara. Padahal seharusnya Tirmizi. Maklum si pembawa acara belum akrab dengan nama Tirmizi.

Sambutan pertama diberikan oleh Direktur Sejarah, Ibu Triana Wulandari. Beliau mengimbau para pemuda untuk merefleksikan kembali 28 Oktober dengan mengikat Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, Indonesia. Beliau pun mengajak anak Indonesia untuk mengisi kegiatan dengan berbagai kreasi dan inovasi sebagai anak bangsa yang berkarakter. Acara Gebyar Sumpah Pemuda dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Didik Suhardi.

Diskusi santai tentang Sumpah Pemuda (Dokpri)
Diskusi santai tentang Sumpah Pemuda (Dokpri)
Stand up comedy

Stand up comedy ikut mengisi acara gebyar ini. Tentu saja tetap bertema Sumpah Pemuda. Tampil komikus David Nurbianto dan Jupri yang menghibur peserta gebyar. Sebelumnya ada Monolog Sumpah Pemuda oleh Marcela Zalianty dan Pembacaan Ikrar Pemuda.  Di sela-sela itu ada penampilan band dengan lagu-lagu perjuangan.

Yang cukup seru adalah kuis sejarah. Namanya generasi milenial, yah harus menggunakan ponsel lewat aplikasi yang harus diunduh. Pertanyaannya cukup ringan, cuma memilih jawaban a, b, c, atau d. Kuis ini dipandu oleh Akmal dan Tendi dari Direktorat Sejarah. Para pemenang tentu saja memperoleh hadiah.

Kuis yang lebih seru diselenggarakan menjelang akhir acara. Perangkat yang digunakan tetap ponsel. Akhirnya tiga orang dinyatakan sebagai pemenang. Mereka memperoleh laptop (juara 1), sepeda (juara 2), dan ponsel (juara 3). Ketiga pemenang itu berasal dari komunitas. Kebetulan juara 2, Yazid, berasal dari Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI), komunitas binaan saya.

Ibu Triana menyerahkan hadiah sepeda kepada pemenang kuis sejarah (Dokpri)
Ibu Triana menyerahkan hadiah sepeda kepada pemenang kuis sejarah (Dokpri)
Pada kesempatan itu diselenggarakan pula talk show bertema "Pemuda untuk Bangsa". Tampil Alissa Wahid, Ratih Ibrahim, dan Hilmar Farid, dengan moderator Indah Dian Novita. Alissa memaparkan bagaimana negara-negara besar seperti Uni Soviet dan Yugoslavia bisa terpecah menjadi beberapa negara. Sekarang kedua negara itu tidak terdapat lagi dalam peta. "Kita harapkan NKRI menjadi kekuatan," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun