Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" Diambil dari Kitab Kuno "Sutasoma"

20 September 2018   20:39 Diperbarui: 20 September 2018   20:45 4980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memberi pewarnaan dengan biji kemiri yang dibakar (Dokpri)

Naskah kuno yang rusak di sebuah museum (Dokpri)
Naskah kuno yang rusak di sebuah museum (Dokpri)
Ribuan naskah

Saya yakin di negara kita masih banyak ribuan naskah terlantar. Jangankan milik pribadi, milik museum pun masih kurang pemeliharaan dengan alasan kurang anggaran.

Kita kurang memperhatikan naskah. Tak heran pihak luar pernah memburu naskah ke sini karena mereka berani bayar dengan harga tinggi. Semoga pemerintah dan masyarakat mulai sadar bahwa peranan naskah sebagai tinggalan nenek moyang begitu penting. 

Merawat naskah sebaik-baiknya, itulah yang perlu kita lakukan mulai sekarang. Kita pun kekurangan ahli naskah atau filolog. Perlu perhatian khusus kepada ahli filologi tentunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun