Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Museum Seni Rupa dan Keramik Menyambut Asian Games

4 Agustus 2018   21:12 Diperbarui: 5 Agustus 2018   17:28 1399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keramik Jepang dalam pameran (Dokumentasi pribadi)

Ada piring, mangkok, cepuk, kendi, botol, cepuk, dan lain-lain dalam pameran. Umumnya milik Museum Seni Rupa dan Keramik. Sebagian kecil milik kolektor. Keramik milik kolektor rata-rata berkondisi bagus. Sebaliknya koleksi milik Museum Seni Rupa dan Keramik ada yang tidak utuh. Bahkan berupa pecahan.

Sejumlah koleksi dibiarkan apa adanya, hanya sedikit konservasi agar lebih awet berada di udara terbuka. Itulah keramik yang berasal dari perairan Teluk Jakarta. Tanda-tanda bekas terendam ratusan tahun dan adanya karang tampak sekali. Arkeologi memang mengutamakan keaslian.

Benda-benda logam yang berada di dalam 'Intan Cargo' ikut dipamerkan. Ini supaya wawasan pengunjung bertambah.

Benda-benda logam (Dokumentasi pribadi)
Benda-benda logam (Dokumentasi pribadi)
Dalam arkeologi, keramik dipandang sumber sejarah penting karena bertanggal mutlak. Artinya, dengan pengamatan yang teliti, seorang pakar mampu mengidentifikasi dari masa abad keberapa keramik tersebut berasal. Dengan demikian bermanfaat untuk memberi tarikh pada temuan-temuan lain yang berasal dari sekitar keramik.

Buat arkeologi memang cukup beruntung kalau menemukan keramik dalam kegiatan ekskavasi (penggalian arkeologis). Tidak perlu keramik utuhan, keramik pecahan pun bermanfaat. Pecahan-pecahan keramik yang telah direkonstruksi, ikut dipamerkan. Ini memberi gambaran kepada pengunjung bagaimana kerja arkeolog di lapangan sekaligus memperlihatkan bentuk hampir utuh keramik tersebut.

Selain sumber data arkeologi, keramik menjadi benda investasi loh. Terbukti adanya komunitas penggemar keramik. Supaya tidak penasaran, silakan para ilmuwan, kolektor, pemerhati, atau yang cuma ingin tahu, datang langsung ke Museum Seni Rupa dan Keramik.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun