Ada piring, mangkok, cepuk, kendi, botol, cepuk, dan lain-lain dalam pameran. Umumnya milik Museum Seni Rupa dan Keramik. Sebagian kecil milik kolektor. Keramik milik kolektor rata-rata berkondisi bagus. Sebaliknya koleksi milik Museum Seni Rupa dan Keramik ada yang tidak utuh. Bahkan berupa pecahan.
Sejumlah koleksi dibiarkan apa adanya, hanya sedikit konservasi agar lebih awet berada di udara terbuka. Itulah keramik yang berasal dari perairan Teluk Jakarta. Tanda-tanda bekas terendam ratusan tahun dan adanya karang tampak sekali. Arkeologi memang mengutamakan keaslian.
Benda-benda logam yang berada di dalam 'Intan Cargo' ikut dipamerkan. Ini supaya wawasan pengunjung bertambah.
Buat arkeologi memang cukup beruntung kalau menemukan keramik dalam kegiatan ekskavasi (penggalian arkeologis). Tidak perlu keramik utuhan, keramik pecahan pun bermanfaat. Pecahan-pecahan keramik yang telah direkonstruksi, ikut dipamerkan. Ini memberi gambaran kepada pengunjung bagaimana kerja arkeolog di lapangan sekaligus memperlihatkan bentuk hampir utuh keramik tersebut.
Selain sumber data arkeologi, keramik menjadi benda investasi loh. Terbukti adanya komunitas penggemar keramik. Supaya tidak penasaran, silakan para ilmuwan, kolektor, pemerhati, atau yang cuma ingin tahu, datang langsung ke Museum Seni Rupa dan Keramik. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H