Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Teknologi Digital di Museum Negeri Banten

2 Juli 2018   20:03 Diperbarui: 3 Juli 2018   11:32 3320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koleksi terakota, keramik, pusaka, dan batu ada di bagian dalam. Ada lagi prangko, mata uang, dan benda-benda lain, namun milik seorang kolektor yang dititipkan di sini. Di bagian belakang ada rangka badak. Koleksi itu banyak mendapat perhatian pengunjung. Di dekatnya ada alat elektronik dengan sebuah badak yang bergerak-gerak. Di sini pengunjung banyak memperoleh informasi.

Museum Negeri Banten menampilkan koleksi budaya dan alam. Ada informasi tentang debus. Ada pula informasi tentang Taman Nasional Ujung Kulon. Kehadiran museum patut mendapat apresiasi positif sebagai upaya pemerintah daerah untuk mengomunikasikan kekayaan alam dan budaya Banten kepada publik.

Informasi tentang arkeologi bawah air (Dokpri)
Informasi tentang arkeologi bawah air (Dokpri)
Saya sempat lihat Museum Negeri Banten sedang memperluas ruangan sebagai arena anak-anak. Namun masih ada yang disayangkan, koleksi museum masih sedikit. Untuk itu perlu perhatian lebih dari pemerintah setempat.  Masalahnya, Museum Negeri Banten di bawah Kementerian Dalam Negeri, sementara urusan permuseuman ditangani Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jadi perlu sinkronisasi, harmonisasi atau apa pun namanya untuk bersama-sama mengembangkan museum.   

Semoga saja pemerintah setempat memberikan perhatian penuh untuk menaikkan derajat museum. Pasti museum masih perlu banyak dana untuk membeli koleksi yang mewakili kekhasan dan keunikan Banten. Belum lagi untuk menambah teknologi digital. Dari Banten lah sejarah kelam bangsa kita berawal. 

Seharusnya banyak cerita dan artefak, berasal dari sini. Ini perlu sekali diinformasikan kepada publik. Jika saja koleksi museum semakin lengkap, bukan tidak mungkin akan sering didatangi pengunjung, termasuk wisatawan, untuk mencari informasi atau sekadar menghibur diri dan memanfaatkan waktu senggang.

Museum Negeri Banten terletak di Jalan Brigjen KH Samun No. 5, Kotabaru, Kota Serang. Untuk memasuki museum ini tidak dikenakan karcis masuk alias gratis. Museum buka selama jam kerja. Namun untuk memberikan kesempatan masyarakat untuk berkunjung ke sini, Sabtu dan Minggu museum tetap buka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun