Sampai kini, saya menjadi salah seorang yang sering menulis bidang arkeologi. Meskipun saya tidak bekerja di instansi arkeologi, tapi nama saya dikenal sebagai arkeolog yang handal, hehehe.... Apalagi saya punya blog arkeologi yang saya buat pada 2008 dan blog museum yang saya buat dua tahun kemudian.
Bidang humaniora sebagaimana tulisan-tulisan saya itu memang bidang langka. Entah kenapa sejak lama media-media cetak enggan memperbanyak rubrik tersebut. Yang justru ditambah adalah rubrik Olah Raga.Â
Coba perhatikan berapa banyak rubrik tersebut pada tiap-tiap media cetak. Pasti beberapa halaman, terutama saat piala dunia sepak bola ini. Menyedihkan memang rubrik Humaniora kurang diperhatikan.
Sayang sejak beberapa tahun lalu, masa subur untuk menulis di media cetak, surut sedikit demi sedikit. Banyak media cetak terdesak oleh media daring. Lihat saja beberapa media cetak sudah almarhum, seperti Sinar Harapan, Suara Karya, majalah Reader's Digest Indonesia, dan banyak lagi. Lihat juga berapa banyak yang sedang sekarat.
Jurnalisme warga tidak kalah loh. Bahkan banyak wartawan mengutip dari tulisan-tulisan warga. Saya sendiri pernah dapat Anugerah Jurnalistik M.H. Thamrin 2017 yang diselenggarakan PWI Jaya untuk kategori Citizen Journalism. Media cetak pun harus bisa berbagi, karena generasi 'zaman old' masih mengandalkan bacaan tercetak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H