Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Museum Letjen Jamin Gintings Didirikan untuk Kepuasan Keluarga

24 November 2017   20:36 Diperbarui: 24 November 2017   20:45 3205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramp atau jalur untuk kursi roda (Dokpri)

Dari Museum Batak di Balige kami segera menuju Museum Jamin Gintings di Kabanjahe. Balige dan Kabanjahe merupakan dua lokasi cukup dikenal di Sumatera Utara. Karena adanya sisa-sisa longsor, Balige-Kabanjahe ditempuh sekitar lima jam. Yah, lumayan capek.

Buat yang pertama kali ke sini, tentu cukup sulit mencari museum tersebut. Di perempatan jalan hanya tertulis kecil Jalan Museum Ginting Suka. Untung saja sopir mobil sewaan sudah pernah ke sana. Dari perempatan itu kita masuk ke dalam sekitar dua kilometer.

Museum Pahlawan Nasional Letjen Jamin Gintings ada di sebelah kiri jalan. Bentuknya lumayan megah. Museum Jamin Gintings berada di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo. Dari Medan butuh waktu sekitar tiga jam untuk mencapai museum ini.

Informasi tentang Letjen Jamin Gintings di lantai 2 (Dokpri)
Informasi tentang Letjen Jamin Gintings di lantai 2 (Dokpri)
Museum pribadi

Museum Jamin Gintings merupakan museum pribadi. Museum itu dibangun untuk mengenang jasa Pahlawan Nasional Letjen Jamin Gintings. Penggagas pembangunan museum adalah anak tertua Letjen Jamin Gintings. Namun setelah meninggal, diteruskan oleh adiknya. Boleh dikatakan museum ini didirikan untuk kepuasan keluarga.

Ramp atau jalur untuk kursi roda (Dokpri)
Ramp atau jalur untuk kursi roda (Dokpri)
Jamin Gintings lahir pada 12 Januari 1921 dan meninggal pada 23 Oktober 1974. Ia seorang pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia-Belanda di Tanah Karo. Semasa hidup ia menyandang berbagai jabatan, antara lain Komandan Resimen, Komandan Pangkalan Tentara dan Teritorium, Panglima Tentara dan Teritorium Bukit Barisan di Sumatera Utara, Asisten II Menteri Panglima Angkatan Darat, dan Inspektur Jenderal Angkatan Darat di Jakarta. Pada 1968-1972 ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Sekretaris Bersama Golongan Karya.

Sebagai pejuang ia banyak menerima bintang jasa, antara lain Bintang Kartika Eka Paksi Pratama dan Bintang Mahaputra Utama. Semasa hidup Letjen Jamin Gintings telah menulis dua buku, Bukit Kadir dan Titi Bambu. Ia pernah menjabat  Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kanada.

Koleksi pribadi Letjen Jamin Gintings di lantai 2 (Dokpri)
Koleksi pribadi Letjen Jamin Gintings di lantai 2 (Dokpri)
Ikon desa

Museum Jamin Gintings diresmikan pada l 7 September 2013 oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Tujuan didirikan museum ini sebagai ikon dari desa tempat kelahiran Letjen Jamin Gintings, yaitu Desa Suka. Selain itu diharapkan dapat menjadi wadah untuk melestarikan nilai-nilai perjuangan dan budaya.

Museum memamerkan pernak-pernik yang berhubungan dengan Jamin Gintings. Misalnya saja baju, tongkat, piagam penghargaan, dan panel informasi tentang cerita perjuangan. Juga terdapat kisah atau biografi Letjen Jamin Gintings. Sederetan buku tampak terpajang di sana. Ada beberapa lemari, mengingatkan kita pada perpustakaan. Semua koleksi terdapat di lantai 2.

Pada lantai 1 terdapat benda-benda budaya yang dipakai masyarakat Karo. Antara lain alat-alat pertanian zaman dulu, alat-alat dapur, mesin tenun, anyaman, dan masih banyak lagi. Antara lantai 1 dan lantai 2 dihubungkan dengan tangga. Buat penyandang difabel, tersedia ramp atau jalur kursi roda. Toilet terdapat di lantai 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun