Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Maskot Museum Perjuangan Rakyat Jambi Berupa Pesawat dan Keris Siginjei

19 November 2017   09:15 Diperbarui: 19 November 2017   13:56 4794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi kemiliteran (Dokpri)

Pada masa Hindia-Belanda, Regalia Kesultanan ini bersama Keris Singa Marjaya dibawa ke Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, sekarang Museum Nasional Jakarta. MPRJ hanya memiliki replika Keris Siginjei.

Replika Keris Siginjei koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi (Dokpri)
Replika Keris Siginjei koleksi Museum Perjuangan Rakyat Jambi (Dokpri)
Beragam

Koleksi MPRJ amat beragam. Jadi bukan hanya pesawat dan keris. Ada cerita tentang Kesultanan Jambi. Lalu tentang Regalia Kesultanan Jambi.

Dari masa pengaruh Belanda di Jambi ada koleksi senjata, misalnya pistol yang digunakan dalam perang Koto Teguh (perang melawan Inggris) pada 1805. Dari masa pendudukan Jepang 1942-1945, MPRJ memiliki koleksi helm pelengkap seragam tentara Jepang dan pedang.

Sejarah terbentuknya Provinsi Jambi juga diinformasikan di dalam museum. Sebelum 1957, bentuk wilayah disebut Keresidenan Jambi. Ada juga kisah tentang Sultan Thaha Syaifuddin, yang namanya diabadikan untuk bandar udara Jambi.

Yang jelas, banyak koleksi terpajang di MPRJ. Museum itu terdiri atas tiga lantai. Koleksi-koleksi yang ada di lemari berupa senjata tradisional, diorama perjuangan rakyat Jambi, perlengkapan perang, mata uang, alat rumah tangga, dan foto para pejuang. Total koleksi yang dimiliki MPRJ berjumlah 438 buah.

Pendirian MPRJ diprakarsai oleh Dewan Harian Daerah Angkatan 45 (DHD-45) bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jambi, yang saat itu dipimpin Drs. H. Abdurrahman Sayoeti. Peletakan batu pertama pembangunan museum dilakukan oleh Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia, Letjen Achmad Tharir pada 6 Juni 1993. Peresmian museum dilakukan oleh Presiden Soeharto pada 10 Juli 1997.  

Museum Perjuangan Rakyat Jambi beralamat Jalan Sultan AgungNo. 12, telepon/faksimili 0741-7552802. Untuk berkomunikasi bisa menghubungi surat elektronik museumperjuanganrakyatjambi@ymail.com. Sementara untuk informasi koleksi bisa membuka museumperjuanganrakyatjambi.blogspot.com.

Museum buka setiap hari: Senin hingga Kamis pukul 08.00-14.30; Jumat pukul 08.00-11.00; dan Sabtu-Minggu 08.00-13.00. Hari libur nasional museum tutup.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun