Diperkirakan, saat ajaran Buddha di India mengalami kehancuran karena invasi dari negara lain, maka Universitas Nalanda berpindah ke Sumatera atau Muaro Jambi. Lulusan Muaro Jambi kemudian melakukan reformasi agama di Tibet.
Situs Percandian Muaro Jambi rupanya sedang dikembangkan menjadi tujuan wisata. Beberapa warung minum, makan, dan cenderamata terlihat di beberapa tempat. Fasilitas penyewaan sepeda pun tersedia di sana. Maklum kalau mau berkeliling jalan kaki, keberadaan sejumlah candi cukup jauh.
Namun perlu kita perhatikan, jangan sampai pariwisata malah merusak kelestarian candi. Sebaiknya pengunjung dilarang menaiki badan candi. Candi berbahan bata cukup rapuh. Bisa-bisa semakin aus tergerus alas kaki pengunjung.
Saya lihat banyak bata dikumpulkan di setiap halaman candi. Cukup memprihatinkan melihat kondisi itu. Tentu saja karena bata-batanya sudah pecah berkeping-keping, jadi sulit melakukan rekonstruksi.
Kita harapkan masyarakat akan mendukung pekerjaan pelestarian. Jika temuan sudah semakin banyak, tentu saja penduduk yang tinggal di sana perlu dipindahkan secara manusiawi. Jangan sampai seperti kondisi di Trowulan. Bata-batanya habis diambili penduduk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H