Di negara kita, sebelum dan setelah kemerdekaan 1945, pernah beredar berjenis-jenis uang kertas. Bagi saya, yang paling menarik adalah uang kertas yang bernominal satu sen. Dikatakan menarik, karena sepanjang pengetahuan saya, umumnya nominal terkecil sen dicetak dalam bentuk uang logam (koin). Nilai-nilai di atasnya baru dicetak dalam bentuk uang kertas.
Sepengetahuan saya pula, uang kertas bernominal satu sen pertama kali diterbitkan pada masa pendudukan Jepang (1942). Pada uang ini terdapat tulisan berbahasa Belanda De Japansche Regeering. Maklum Belanda memang lama menguasai Nusantara. Jelas maksud pengeluaran uang kertas ini agar masyarakat paham adanya jenis uang baru yang berbeda dari sebelumnya.
Nilainya pun ditulis dalam bahasa Belanda, Een Cent. Ukuran uang kertas 95 milimeter x 45 milimeter. Cukup kecil dibandingkan uang kertas yang beredar pada masa sekarang.
![Uang kertas satu sen masa pendudukan Jepang (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/14/satusenjepang-59408857ff44bc5a7a687263.jpg?t=o&v=770)
Uang satu sen ini memiliki tanda unik berupa nomor seri yang menggunakan awalan huruf 'S'. Ada dua variasi nomor seri, yakni dua huruf (SA-SZ) dan huruf pecahan. Yang unik, uang ini tidak memiliki tanda tangan dari otoritas yang mengeluarkan uang.
ORI
Salah satu ciri negara merdeka adalah memiliki mata uang sendiri. Begitu pun Indonesia tentunya. ORI (Oeang Republik Indonesia) merupakan emisi pertama yang dikeluarkan pascakemerdekaan 17 Agustus 1945. ORI seri I bertanggal 17 Oktober 1945. Namun pada kenyataannya uang ini beredar jauh sesudahnya. Yah kita maklumi karena kondisi perang pada saat itu.
![Uang kertas satu sen seri ORI (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/14/satusenori-59408883c05a1c544102ca42.jpg?t=o&v=770)
ORI dicetak oleh Percetakan Canisius. Khusus uang satu sen memiliki ciri keris terhunus di bagian muka dan teks undang-undang di sisi satu lagi. Ukuran uang 97 milimeter x 45 milimeter.
Pecahan satu sen tidak memiliki nomor seri. Tercatat ada dua variasi pada pecahan ini dengan cetakan dasar warna violet dan cetakan dasar warna hijau.
Seri Sukarelawan
Pada masa berikutnya pemerintah masih menerbitkan uang kertas nominal satu sen. Kali ini menjadi bagian seri Sukarelawan atau Dwikora (1964). Â Pada seri itu ada lima nominal yang diterbitkan, yakni 1, 5, 10, 25, dan 50 sen.
Pada uang kertas nominal satu sen terdapat gambar petani. Uang ini berukuran 104 milimeter x 52 milimeter dengan penanda tangan Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto. Pencetaknya P.N. Pertjetakan Kebajoran, Imp. Terdapat satu jenis nomor seri pada pecahan ini, berupa tiga huruf dan enam angka.
![Nomor seri pada uang kertas satu sen seri Sukarelawan, 1964 (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/06/14/nomor-594089667b0b87497b5d8d23.jpg?t=o&v=770)
Sekadar info, menurut buku tadi, pada 1947 kurs 1 dollar AS adalah Rp17,00 dan harga satu gram emas Rp27,75. Masa sebelum itu tidak tercatat.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI