Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mengenal Sifat dan Karakter Melalui Ilmu Grafologi/Tulisan Tangan

25 Mei 2017   06:14 Diperbarui: 26 Mei 2017   13:01 34581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh grafologi untuk mendiagnosis penyakit (Brain Writing, Bhuana Ilmu Populer, 2005)

Sebelum ini saya pernah menulis tentang ilmu grafologi. Nah tulisan ini merupakan lanjutan tulisan terdahulu. Semoga bermanfaat.

Baik disadari maupun tidak disadari, sering kali dijumpai tulisan tangan dan bahkan tanda tangan yang tidak sama persis sehingga mengesankan tulisan tangan dan tanda tangan itu palsu. Hal demikian merupakan sesuatu yang wajar. Kalau garis tangan bisa berubah-ubah karena perkembangan kehidupan (misalnya banyak beramal atau berbuat kebaikan), tulisan tangan bisa berubah-ubah karena kondisi psikologis seseorang. Misalnya faktor kesehatan (baik atau buruk), cuaca (panas atau dingin), fisik (senang atau sedih), siklus tubuh (fit atau lelah), dan suhu udara (ruangan pengap atau ber-AC).

Untuk melihat tulisan tangan seseorang, ada beberapa hal pokok yang menjadi patokan pakar grafologi. Hal ini sangat tergantung dari masalah yang dihadapi si klien. Umumnya analisis yang lengkap meliputi zona, marjin, kemiringan, tekanan, dan ketebalan tulisan. Biasanya terapi menulis itu dilakukan pada kertas kosong tanpa garis dan banyaknya tulisan yang harus ditulis si klien sekitar 8-10 baris.

Informasi pertama dilihat dari zona tulisan. Zona tulisan sendiri  terbagi tiga, yakni zona atas (misalnya huruf h, k, dan l), zona tengah (misalnya m, n, o, dan s), dan zona bawah (misalnya g, j, p, dan y). Zona atas memperlihatkan aspirasi spiritual, impian, harapan, dan ambisi. Zona tengah mengungkapkan sikap praktis terhadap peristiwa sehari-hari, teman, keluarga, dan rumah. Zona bawah mengemukakan sikap dan respon emosional terhadap aspek fisik kehidupan, termasuk seks.

Setelah itu dilihat marjin tulisan. Secara umum marjin tulisan menginformasikan seberapa jauh kualitas pendidikan dan sosial yang dimiliki seseorang. Dalam hal ini dicermati lebar atau sempitnya marjin atas, bawah, kanan, dan kiri. Di tangan pakar grafologi tentu saja setiap marjin memiliki arti yang berbeda.

Kemiringan tulisan merupakan hal lain yang diamati. Pada dasarnya kemiringan terbagi atas beberapa bagian, seperti ke kanan, ke kiri, tegak, dan bervariasi. Hal ini pun mempunyai arti tersendiri. Tekanan dan ketebalan tulisan, misalnya tekanan berat, ringan, menengah, dan amat ringan, sering kali menjadi bahan pertimbangan berikutnya.

Begitu pula ukuran tulisan. Orang dengan tulisan besar, umpamanya, dikatakan bersifat ekspansif, senang menjadi pusat perhatian, dan memerlukan kehidupan sosial yang aktif untuk bisa bahagia. Orang dengan tulisan menengah adalah orang yang logis dan dapat beradaptasi. Sementara tulisan yang kecil menunjukkan orang yang terpelajar, termasuk para ilmuwan dan peneliti.

Contoh grafologi untuk mendiagnosis penyakit (Brain Writing, Bhuana Ilmu Populer, 2005)
Contoh grafologi untuk mendiagnosis penyakit (Brain Writing, Bhuana Ilmu Populer, 2005)
Hal lain yang menjadi standar analisis adalah spasi antarhuruf dan antarkata. Juga guratan pada awal dan akhir, termasuk guratan penghubung. Sifat dan karakter seseorang juga mampu dilihat dari tulisan bersambung dan tidak bersambung.

Dari begitu banyak huruf, yang paling menarik perhatian pakar grafologi adalah detil huruf i dan t, seperti lokasi titik pada huruf i atau panjang pendeknya guratan pada huruf t. Begitu juga ada atau tidaknya loop (semacam bolongan) pada huruf b, d, f,  g, j, k, dan l.

Hal lain yang menjadi bahan analisis adalah tanda tangan, apakah nyata, mengandung gambar, tidak terbaca, terbaca sebagian, ataukah sekadar cakar ayam. Analisis yang lengkap meliputi juga bentuk dan ukuran setiap huruf, cepat atau lambatnya seseorang dalam menulis, rapi atau tidaknya tulisan, warna pena yang biasa digunakan, dan cara penulisan angka (Misteri Masa Depan Anda, 1993; Misteri Tubuh Anda, 1995; Misteri Tulisan Tangan, 1996).

Penggunaan Grafologi

Analisis tulisan tangan dapat menjadi sarana positif untuk pemahaman maupun pengembangan diri. Dalam prakteknya, penggunaan grafologi sudah mencakup berbagai bidang kehidupan, termasuk untuk menganalisis tindakan kriminal.

Negara yang paling banyak menggunakan jasa grafologi di bidang hukum dan kriminal adalah AS. Di sana banyak kasus kejahatan yang sulit terungkap, justru semakin jelas berkat grafologi. Misalnya terhadap penggelapan uang sebesar 62.000 dollar di sebuah klinik. Ketika itu ada tiga orang yang dicurigai.

Contoh analisis grafologi (Misteri Tubuh Anda, Penerbit Arcan, 1995)
Contoh analisis grafologi (Misteri Tubuh Anda, Penerbit Arcan, 1995)
Segera, ketiganya diminta menuliskan beberapa baris kalimat di atas secarik kertas kosong tidak bergaris. Setelah dilakukan analisis grafologi ternyata ada satu orang yang menulis “dengan baris terakhir dari kata awalnya mulai lebih jauh ke kiri dibandingkan kata awal pada baris di atasnya”. Ciri tersebut menunjukkan “dia kehilangan spontanitas dan memiliki kecenderungan berbohong”.

Yang fenomenal, kasus Watergate yang melibatkan Presiden Richard M. Nixon terbongkar berkat analisis grafologi yang cermat. Pada salah satu tanda tangan Nixon itu terdapat salah satu bentuk “garis panjang dengan suatu x yang melaluinya”. Ini merupakan tanda tangan Nixon yang tidak biasanya dan bermakna ada sesuatu yang ditutup-tutupi (Biarkan Tulisan Tangan Berbicara, 2004).

Pada masa-masa sekarang, grafologi banyak digunakan untuk memilih karier, meredam kenakalan anak, mendiagnosis penyakit, dan mendeteksi perilaku menyimpang.  Jika—misalnya—diketahui  karakter anak tersebut nakal atau kurang motivasi belajar, maka hal yang biasanya dilakukan adalah mengubah bentuk tulisan agar hal-hal yang negatif itu bisa diminimalisasi.

Hasil pemeriksaan grafologi banyak dipercaya karena tulisan tangan merupakan suatu hasil dari aspek manusia secara sadar dan tidak sadar. Karena itu melalui tulisan tangan dapat dilihat kedua ciri tetap dan tidak tetap. Grafologi diyakini dapat memberikan pengertian yang mendalam terhadap tiga aspek manusia, yakni fisik (badan), mental (pikiran), dan psikologis (semangat).***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun