Meriam yang berukuran paling kecil disebut meriam artileri. Meriam ini cukup mudah dibawa karena diletakkan di atas roda penyangga.
Meriam kuno tersebar di beberapa wilayah Nusantara. Terutama di daerah yang pernah menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan bangsa Eropa. Pada masa kemudian dikenal meriam upacara, antara lain untuk menyambut tamu agung atau pejabat dari negara lain.
Masa kini
Banyak meriam memiliki tanda-tanda khusus, seperti simbol, lambang, tulisan, dan hiasan yang menunjukkan data tertentu. Hiasan-hiasan tersebut berfungsi untuk memperindah meriam. Dari tanda-tanda tersebut peneliti masa kini bisa mengetahui dari mana meriam tersebut berasal. Misalnya kalau ada lambang VOC, jelas meriam tersebut berasal dari Belanda.
Mereka rela berdatangan dari jauh. Sayang kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan. Keberadaan meriam Si Jagur sering ternoda karena menjadi tempat barang dagangan PKL dan dinaiki pengunjung Kota Tua Jakarta.
Oh ya, pernahkah Anda mendengar fungsi lain dari meriam? Pada beberapa masyarakat di Indonesia, meriam Lela pernah digunakan sebagai mas kawin.
Nah demikianlah sedikit cerita tentang meriam. Museum Nasional memiliki sekitar 100 meriam loh. Namun tidak seluruh meriam dipamerkan kepada masyarakat. Beberapa meriam ada di halaman dekat patung gajah.
Sumber Pustaka:
- Katalog Pameran Meriam-meriam Kuno di Indonesia. Museum Nasional, 1985.
- Meriam Kuno Sebagai Salah Satu Obyek Penelitian Sejarah. Museum Nasional, 1985.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H