Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selain Buat Perang, Meriam Lela Pernah Digunakan Sebagai Mas Kawin

17 Maret 2017   20:30 Diperbarui: 17 Maret 2017   20:33 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meriam beroda koleksi Museum Nasional (Foto: Djulianto Susantio)

Meriam yang berukuran paling kecil disebut meriam artileri. Meriam ini cukup mudah dibawa karena diletakkan di atas roda penyangga.

Meriam kuno tersebar di beberapa wilayah Nusantara. Terutama di daerah yang pernah menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan bangsa Eropa. Pada masa kemudian dikenal meriam upacara, antara lain untuk menyambut tamu agung atau pejabat dari negara lain.

Masa kini

Banyak meriam memiliki tanda-tanda khusus, seperti simbol, lambang, tulisan, dan hiasan yang menunjukkan data tertentu. Hiasan-hiasan tersebut berfungsi untuk memperindah meriam. Dari tanda-tanda tersebut peneliti masa kini bisa mengetahui dari mana meriam tersebut berasal. Misalnya kalau ada lambang VOC, jelas meriam tersebut berasal dari Belanda.

Meriam Si Jagur 1923 (Foto: Katalog Pameran)
Meriam Si Jagur 1923 (Foto: Katalog Pameran)
Yang unik, beberapa meriam dikeramatkan masyarakat. Contohnya meriam Si Jagur, yang sekarang berada di Taman Fatahillah, Jakarta Kota. Dulu meriam ini dipuja dan diberi sesajian oleh para pemujanya. Ada yang beralasan supaya cepat punya anak. Ada yang ingin mendapat jodoh. Pokoknya banyak maksud.

Mereka rela berdatangan dari jauh. Sayang kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan. Keberadaan meriam Si Jagur sering ternoda karena menjadi tempat barang dagangan PKL dan dinaiki pengunjung Kota Tua Jakarta.

Oh ya, pernahkah Anda mendengar fungsi lain dari meriam? Pada beberapa masyarakat di Indonesia, meriam Lela pernah digunakan sebagai mas kawin.

Nah demikianlah sedikit cerita tentang meriam. Museum Nasional memiliki sekitar 100 meriam loh. Namun tidak seluruh meriam dipamerkan kepada masyarakat. Beberapa meriam ada di halaman dekat patung gajah.

Sumber Pustaka:

  • Katalog Pameran Meriam-meriam Kuno di Indonesia. Museum Nasional, 1985.
  • Meriam Kuno Sebagai Salah Satu Obyek Penelitian Sejarah. Museum Nasional, 1985.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun