Naskah kuno memiliki banyak manfaat. Selain sumber informasi berbagai jenis ilmu pengetahuan, naskah kuno merupakan kebanggaan suatu masyarakat atau daerah.
Ironisnya, manakala bangsa kita tidak memedulikan naskah-naskah kuno, tetangga kita Malaysia, justru pandai memanfaatkan peluang. Sejak bertahun-tahun lalu banyak warga Malaysia kerap berburu naskah-naskah Melayu dari beberapa wilayah Indonesia, antara lain dari Riau, Palembang, dan Jambi hingga ke Indonesia Timur.
Bahkan sejak 2002 lalu banyak budayawan Malaysia masuk keluar kampung berburu naskah Melayu. Mereka memang berambisi mendirikan Pusat Kajian Melayu terbesar di dunia. Naskah-naskah kuno tersebut mereka beli dari keluarga kerajaan/kraton atau warga masyarakat dengan harga tinggi.
Sementara itu dikabarkan, para akademisi Malaysia sering melecehkan para akademisi Indonesia, misalnya terhadap hasil penelitian budayawan Tenas Effendi. Sebagian besar kerja kerasnya bertahun-tahun ternyata sudah “diangkuti” ke universitas terkemuka di Kuala Lumpur. Oleh mereka lalu dibuatkan situs tersendiri. Tragisnya, ketika kita mau menggunakannya, kita justru harus membayar kepada mereka (Kompas, 12/12/2007).
Jelas, dalam berbagai hal kita masih kalah gesit. Bukan hanya perbatasan, naskah kuno pun diincar Malaysia. Mari kita bersama-sama menyelamatkan aset berharga nenek moyang kita itu.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H