Menurut sejumlah pakar ikonografi (pengetahuan tentang seni arca), Candi Plaosan memiliki arca-arca indah. Arkeolog Soekmono (1974) mengatakan, arca-arca tersebut menunjukkan hasil seni pahat yang sungguh bermutu tinggi.
Karena memiliki langgam seni menarik, pejabat Hindia Belanda pernah menghadiahkan beberapa arca dari Candi Plaosan ini kepada Raja Siam, Chulalongkorn, ketika berkunjung ke tanah Jawa pada abad ke-19. Sejumlah benda antik itu sampai kini diketahui masih menjadi koleksi pemerintah Kerajaan Thailand. Koleksi-koleksi tersebut tersimpan di Museum Grand Palace dalam ruangan ‘Java Room’.
Sayang perhatian masyarakat Indonesia sendiri akan candi ini sangat kecil. Yang justru besar partisipasinya adalah para relawan asing yang tergabung dalam Dejavato. Februari 2012 lalu mereka melakukan penataan batu Candi Plaosan yang masih berserakan, dibantu petugas dari Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah. Para relawan itu berasal dari Jerman, Austria, dan Swiss. Selama 12 hari mereka melakukan pembersihan di lokasi itu.
“Kami memilih Candi Plaosan karena masih banyak batu candi belum tertata. Selain itu sebagian besar dari relawan asing ini belum mengenal keberadaan Candi Plaosan. Mereka tahunya Candi Prambanan saja,” ujar Maria, koordinator Dejavato.
Memang sungguh trenyuh menyaksikan kondisi berbagai candi di Indonesia. Ini karena selalu saja terlontar alasan klasik: dana perawatan candi sangat minim.***
Penulis: Djulianto Susantio
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H