Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Dewi Sri, Penguasa Padi pada Masyarakat Agraris

19 Desember 2016   11:58 Diperbarui: 19 Desember 2016   12:06 4562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dewi Sri koleksi Museum Sonobudoyo (Repro Fontein, 1990)

Kini rupanya Dewi Ibu dan Dewi Sri sedang murka. Banyak kekeringan, hama, dan juga kebanjiran terjadi di mana-mana. Akibatnya hasil padi dan pertanian lain gagal mencapai target.  Jadilah penderitaan rakyat bertambah berat.

Dari dulu kita adalah negara agraris. Tetapi sayang, segala perhatian tentang pertanian masih minim. Untuk itu kita perlu sekali menghormati Dewi Ibu dan Dewi Sri. Misalnya dengan menyebarkan bibit yang bagus, pupuk yang berkualitas, dan juga sistem irigasi yang terkontrol dengan baik. Mungkin dengan begitu rakyat kita akan hidup makmur.***

Penulis: Djulianto Susantio

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun