Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Banyak Museum Membeli Barang Antik Curian

14 Desember 2016   06:15 Diperbarui: 14 Desember 2016   09:44 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkat Perjanjian Wassenaar memang beberapa artefak berhasil kembali ke Tanah Air pada 1970-an, misalnya arca Prajnaparamita, naskah Nagarakretagama, dan gong Geusan Ulun. Diperkirakan warisan-warisan budaya Indonesia sampai kini masih berada di 30-an negara. Melihat kondisi museum yang masih memrihatinkan, banyak orang berharap warisan-warisan budaya kita tidak perlu diminta dulu. Lebih baik tetap berada di mancanegara karena secara tidak langsung dapat mempromosikan pariwisata Indonesia. Kita pun tidak perlu mengeluarkan anggaran perawatan yang demikian besar, toh di sana sudah terpelihara baik.

“Di sini menangani benda cagar budaya saja masih pusing. Kalau disimpan di museum, bisa dicolong lagi. Lebih baik berada di mancanegara dulu, hitung-hitung bagi kerjaan mengurusi benda cagar budaya kita,” begitu komentar beberapa arkeolog.

Betapapun warisan-warisan budaya ini perlu diketahui anak-cucu kita. Mudah-mudahan jika museum sudah dihargai masyarakat kita, maka warisan-warisan budaya tersebut bisa kembali ke negara asalnya, serupa dengan impian Hawass di Mesir.***

Penulis: Djulianto Susantio (dari berbagai sumber)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun