“Dari jauh ia mengikuti semua langkah saya, sehingga orang yang mengetahui hubungan ini mempunyai keyakinan bahwa saya ini hanya wayang, Goenawan dalangnya,” kata Soetomo.
Pada 1927-1928 Goenawan mendapat kesempatan kembali mengunjungi Belanda untuk mengadakan penelitian di bidang penyakit paru-paru. Ia sering mengadakan pertemuan dengan para pemuda.
Dari Belanda ia menulis surat kepada Soetomo, “Janganlah kamu sokong lagi segerombolan pemuda-pemuda itu, karena agaknya budinya sudah rusak. Di antara mereka, hanya Hatta yang boleh dihormati, meskipun pendirian kita berlainan. Hatta sungguh-sungguh mempunyai sifat dan tabiat yang boleh diharapkan kelak kemudian hari akan kebaikannya”.
Sekembali ke Tanah Air, Goenawan ditugaskan di Rumah Sakit Umum di Semarang. Pada 1929 Goenawan meninggal. Ia dimakamkan di Ambarawa, Jawa Tengah.
Nah, begitulah biografi singkat dokter Goenawan Mangoenkoesoemo. Ia meninggal dalam usia muda, 41 tahun. Namun jasanya buat bangsa Indonesia cukup besar.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H