Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Wajah Awal Patung Arjunawijaya

23 Agustus 2016   15:47 Diperbarui: 24 Agustus 2016   17:38 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Arjunawijaya setelah renovasi

Sebagai Yama (Dewa Maut), disyaratkan raja harus menghukum para pencuri dan penjahat.  Dengan demikian kerajaan menjadi tenteram.

Sebagai Surya (Dewa Matahari), diharapkan raja menarik pajak dari rakyatnya sedikit demi sedikit, seperti halnya matahari menguapkan air di bumi sedikit demi sedikit, sehingga tidak memberatkan.  

Sebagai Soma (Dewa Bulan), raja harus membuat bahagia seluruh rakyatnya dengan senyumannya yang bagaikan amerta (air suci). Disyaratkan, tindak tanduk raja tidak “memabukkan” rakyatnya dan mampu mengubah sesuatu yang jelek menjadi baik sebagaimana air amerta itu.  

Sebagai Wayu (Dewa Angin), raja harus mampu menyusup ke tempat-tempat tersembunyi. Artinya raja harus senantiasa mengetahui hal-ikhwal rakyatnya dan semua gejolak di berbagai lapisan masyarakat.  

Sebagai Kuwera (Dewa Kekayaan), disyaratkan raja menikmati kekayaan duniawi, bukan kekayaan materi.  

Sebagai Waruna (Dewa Laut) yang bersenjatakan jerat, raja harus menjerat semua penjahat.  

Sebagai Agni (Dewa Api), raja harus membasmi semua musuhnya dengan segera. Yang termasuk musuh raja adalah pencuri dan penjahat, ketakutan, kelicikan, keragu-raguan, dan segala hal yang menghambat dinamika kehidupan bernegara.

Patung Arjunawijaya setelah renovasi
Patung Arjunawijaya setelah renovasi
Ikon
Di sebelah selatan patung tersebut terdapat prasasti yang berbunyi: Kuhantarkan kau, melanjutkan perjuangan, mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang tiada mengenal akhir”. Ketika pertama kali dibuat, patung ini berwarna kekuning-kuningan karena terbuat dari polyester resin celcoat. Total biaya pembuatan sekitar Rp 300 juta. Pada 2003 patung ini direnovasi dengan biaya sekitar Rp 4 miliar. Pembiayaannya dibantu perusahaan swasta. Saat ini warna patung berubah menjadi coklat.

Sebenarnya buat yang tahu, nama Arjunawijaya terkesan salah kaprah. Mungkin konotasinya benar karena Arjunawijaya berarti ‘kemenangan Arjuna’. Namun para ilmuwan mengenal Arjunawijaya sebagai naskah berbahasa Jawa kuno yang digubah oleh Mpu Tantular pada masa Majapahit. Isinya adalah mengenai peperangan Dasamukha melawan Arjuna Sasrabahu.

Patung ini dilengkapi air mancur dan air terjun. Juga dilengkapi beberapa lampu sorot. Pada siang hari patung ini banyak didatangi pengunjung untuk pengambilan foto. Demikian pula pada malam hari.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun