"Tanah Papua tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi. Seluas tanah sebanyak madu adalah harta harapan" - Lirik lagu Aku Papua, Edo Kondologit.
"Slow-motion genocide terhadap penduduk asli Papua" ujar Dr. Jim Elmslie. Hal ini berdasarkan studi demografi terbaru Dr. Jim Elmslie, akademisi University of Sydney, dalam The Asia-Pasific Journal. Selain itu, jumlah penduduk asli Papua semakin menurun di wilayah perkotaan.
Penulis mengetahui hasil studi tersebut ketika penulis membaca artikel "Memutihkan Orang Papua?" pada Tirto (1/12/2017).Â
Karena itu, penulis tertarik untuk memotret kondisi kekinian kehidupan Papua. Proses memotret tersebut dengan cara menganalisa data-data kekinian terkait Papua dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data-data yang digunakan adalah kemiskinan, gini ratio, indeks pembangunan manusia, indeks demokrasi indonesia, dan indeks kebahagiaan.
Gini Ratio
Di sisi lain, tren gini ratio semakin membaik. Hal ini karena tren gini ratio di Provinsi Papua Barat dan Papua cenderung semakin menurun dari Maret 2015 hingga Maret 2017.
Pada Maret 2017, gini ratio di Provinsi Papua Barat lebih rendah dibanding rerata gini ratio secara nasional. Namun gini ratio di Provinsi Papua masih lebih tinggi dibanding rerata gini ratio secara nasional.
Gini ratio digunakan untuk mengukur ketimpangan dengan skala nilai antara 0-1. Semakin rendah nilai gini ratio menunjukkan ketimpangan semakin rendah.
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi sebuah indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam membangun kualitas hidup manusia. IPM dapat menggambarkan kemampuan masyarakat untuk mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar. Pertama, dimensi kesehatan diukur melalui Angka Harapan Hidup (AHH). AHH adalah jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup.
Kedua, dimensi pengetahuan diukur dengan Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). HLS adalah lamanya (tahun) sekolah formal oleh penduduk usia 7 tahun ke atas. RLS adalah rata-rata lamanya (tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal.
Ketiga, dimensi standar hidup layak digambarkan melalui pengeluaran per kapita.
Dari sisi pertumbuhan IPM 2016, Provinsi Papua Barat dan Papua mengalami kenaikan pertumbuhan IPM masing-masing sebesar 0,78 persen dan 1,4 persen. Bahkan Provinsi Papua mengalami pertumbuhan IPM di atas pertumbuhan rerata IPM secara nasional (0,91 persen).
Indeks Demokrasi Indonesia
IDI merupakan cermin dinamika demokrasi di Indonesia yang disusun secara cermat berdasarkan evidence based (fakta) sehingga indeks yang dihasilkan merupakan refleksi realitas yang terjadi. Angka IDI merupakan indeks komposit berdasarkan nilai dari 3 aspek, yaitu kebebasan sipil, hak-hak politik dan lembaga demokrasi.
Indeks Kebahagiaan Â
Indeks Kebahagiaan Indonesia merupakan indeks komposit yang disusun oleh 3 dimensi, yaitu: Dimensi Kepuasan Hidup (meliputi Subdimensi Kepuasan Hidup Personal dan Sosial), Dimensi Perasaan (Affect), dan Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia) berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan. Seluruh indeks diukur pada skala 0-100. Semakin tinggi nilai indeks, maka kehidupan penduduk semakin bahagia. Demikian sebaliknya. Semakin renadh nilai indeks, maka kehidupan penduduk semakin tidak bahagia.
Capaian terhadap Indeks Dimensi Perasaan, maka kedua provinsi tersebut masih lebih rendah dibanding rerata capaian nasional. Â Â
Semoga Papua mempunyai kekuatan akselerasi meraih IPM, IDI, Indeks Kebahagian (Prov. Papua) sehingga di atas capaian rerata nasional di masa mendatang. Bahkan dapat tetap mempertahankan capaian gini ratio yang lebih rendah (Prov. Papua Barat) dibanding rerata gini ratio secara nasional.
Semoga juga Papua mempunyai daya adaptasi untuk mencegah kepunahannya...