Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Di Legian Bali Ada Hotel Wida

9 Desember 2018   10:35 Diperbarui: 9 Desember 2018   11:15 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada mulanya adalah Vivi Savitri, puteri kedua dan anak ketiga kami, yang berhasil memperoleh paket wisata melalui Traveloka. Paket wisata untuk dua orang tersebut terdiri dari tiket pesawat Citilink untuk Jakarta-Denpasar dan tiket pesawat Air Asia untuk Denpasar-Jakarta plus menginap di Hotel Wida, Bali, selama 7 hari 6 malam dari tanggal 1 sampai dengan 7 Desember 2018, termasuk makan pagi.

Demikianlah kami berdua saya dan isteri berangkat dari bandara Halim Perdanakusuma dengan Citilink pukul 13.40 dan tiba di Denpasar pukul 16.20 (WITA), tepat waktu, sesuai dengan budaya kerja Citilink. Melalui jasa transportasi yang dikelola oleh Angkasa Pura II kami naik sebuah minibus APV menuju ke Hotel Wida di Jalan Melasti 36, Legian, Kuta. 

Dalam perjalanan kami memperoleh informasi bahwa pengemudi  yang bernama Reno ini juga bisa menjadi pemandu wisata sekaligus pengemudinya. Sewa kendaraan selama 12 jam adalah Rp 700.000,- all-in, kecuali tiket masuk ke tempat wisata yang dikunjungi.

Kami tiba di Hotel Wida sekitar 30 menit perjalanan dari bandara Ngurah Rai. Semula kamar kami berada di lantai dua, tapi karena repot turun naik tangga kami akhirnya memilih kamar yang terletak di lantai dasar di depan kolam renang mini. Hotel Wida terdiri dari tiga lantai dengan jumlah kamar sebanyak 24 unit, masing-masing 8 kamar setiap lantainya. 

Di depan hotel ada sebuah toko perhiasan perak khas Bali dan sebuah kios money changer. Papan nama " Wida Hotel " tenggelam oleh papan nama "Loft Hotel" dan "Jocs Hotel" yang menjulang, yang keduanya bersebelahan dengan "Hotel Wida" sehingga agak sulit untuk menemukannya.

Keesokan harinya kami berangkat menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK) bersama dengan Reno, yang kami sewa  selama 12 jam mulai pukul 9.00 (WITA). Setelah antre bersama dengan puluhan wisatawan lainnya akhirnya kami memperoleh tiket untuk mengunjungi GWK plus beberapa atraksi seni lainnya termasuk sebuah pertunjukan drama tari di sebuah panggung. Dengan membayar Rp 100.000,- per orang kami pun diantarkan oleh sebuah bus menuju ke patung GWK yang berjarak tempuh sekitar 20 menit dari loket penjualan tiket.

Setelah rombongan kami tiba di depan patung GWK yang besar dan megah, kami dikumpulkan oleh seorang pemandu untuk diberikan penjelasan mengenai seluk beluk patung tersebut. Dan ternyata, diluar harapan kami, kami belum bisa masuk ke dalam kompleks patung GWK karena  kira-kira 11 (sebelas) bulan lagi lift yang berada di dalam patung GWK baru bisa berfungsi. 

Sekarang semuanya hanya merupakan bangunan besar yang membisu belaka tanpa ornamen apapun. Kami hanya bisa berfoto-foto di luar patung GWK. Jadi pada tahun 2020 baru kita bisa masuk ke dalam "jeroan" GWK.

Dari GWK kami menuju ke pantai Melasti, Desa Adat Ungasan, sebuah pantai yang indah yang tampaknya sedang digarap untuk dijadikan destinasi wisata baru. Sudah berdiri beberapa kios makanan dan minuman, sudah berdiri patung Hanoman, dan lokasi sekitarnya juga sudah ramai digunakan untuk beberapa pasangan yang melakukan foto pre-wedding. Tampaknya memang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan pada masa yang akan datang seperti juga Pantai Pandawa yang sekarang sudah terkenal.

Setelah mengunjungi Pantai Pandawa untuk minum air kelapa muda sambil meikmati keindahan pantainya dengan gulungan ombak putih-putih, kami pun berangkat ke Uluwatu ntuk menunggu matahari terbenam disana. Ternyata setelah ditunggu-tunggu sampai pukul 18.00  awan hitamnya tidak mau menyingkir sehingga gagallah kami merangkum sunset di Uluwatu. Kami pun beranjak dari Uluwatu menuju Jimbaran untuk makan malam disana. Kami makan malam di "Caviar Cafe", untuk kemudian menuju hotel setelah perut kenyang terisi seafood.

Pada hari ketiga kami menyewa mobil dari hotel yang dibawakan oleh Putu Astawa, karyawan hotel merangkap pemandu wisata merangkap pengemudi. Sewa mobil selama 10 jam dikenakan Rp 500.000,-. Putu adalah salah seorang kepercayaan pemilik hotel sehingga ia memperoleh izin khusus untuk melayani tamu yang ingin menyewa mobilnya. Setelah makan siang di Restoran Wahaha, kami pun menuju Tanah Lot, menikmati suasana pantai yang landai. Setelah puas berjalan-jalan kami pun kembali ke hotel. 

Seyogyanya kami akan menyewa mobil Putu untuk mengunjungi Ubud sambil makan siang di Warung Teges, warung kesukaan kami, namun Putu harus bekerja di hotel selama dua hari karena ada rekan kerjanya yang tidak masuk. Ia harus lebih mendahulukan pekerjaannya daripada bisnis pribadinya. Integritasnya patut diacungi jempol. Barangkali di kemudian hari Putu akan menjadi seorang wiraswasta yang sukses.

Karena itu, pada hari berikutnya kami naik taksi Bluebird ke Denpasar untuk mengunjungi Titiles, Jl. Diponegoro 7/6, Denpasar, untuk menyaksikan Sincan yaitu singa bertubuh macan. Sekarang ada tiga ekor Sincan termasuk yang paling tua, yang ternyata masih hidup sehat. Kami juga bertemu dengan pawangnya yang merawat ketiganya. 

Dari Titiles kami  menuju Pantai Sanur, mengunjungi Museum Le Mayeur, dan berfoto dengan puteri angkatnya yang sudah dikenal oleh isteri saya sejak beberapa tahun yang lalu. Tujuan kami berakhir di Nusadua, yaitu di Bali Collection. Setelah makan siang di The Paon, kami pun masuk ke Alun-Alun di Sogo sambil mengagumi barang-barang yang dipajangnya.

Pada hari keenam kami naik taksi ke Beachwalk Mall, Kuta, untuk makan siang di Eat and Eat,  sekali gus mencari kacang merk Matahari di Foodmart yang dipesan oleh Maya, puteri pertama dan anak kedua kami, setelah itu kami pulang dan  beristirahat total di hotel. Keesokan harinya, pada pukul 10.30 kami berangkat ke bandara Ngurah Rai bersama dengan Putu yang sudah siap mengantar kami. Wisata kami pun berakhir disini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun