Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Sumatera dalam 17 Hari (2)

24 Oktober 2018   17:47 Diperbarui: 27 Oktober 2018   21:48 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Ke 2

Tgl. 1 Oktober 2018

Pekanbaru

Keesokan harinya, setelah sarapan pagi dengan roti lapis gula dan mentega yang disiapkan oleh penginapan kecil tersebut, kami pun berangkat menuju Pekanbaru pada pukul 7.15. 

Ternyata untuk mencapai Rengat dari Siberida dibutuhkan waktu lebih daripada satu jam, sehingga keputusan kami untuk menginap di Siberida memang layak. Sebab kalau malam itu diteruskan juga maka sekitar pukul 23.30 baru kami tiba di Rengat dalam kondisi yang sangat lelah dan berantakan.

Kami tiba di Pekanbaru sekitar pukul 12.30 dan langsung makan siang di Living Mall,  mall kedua setelah Living World yang ada di Tangerang. Kami berkeliling di Pekanbaru yang ternyata merupakan sebuah kota besar yang bersih dan rapi penataan kotanya. 

Gedung-gedung baru banyak bermunculan menggapai langit. Tampaknya Pekanbaru merupakan salah satu kota besar yang memiliki prospek bagus di masa yang akan datang.

Setelah puas berkeliling, kami mencari hotel melalui Traveloka dan akhirnya memperoleh Hotel Amaris untuk menginap di Pekanbaru selama satu malam saja.

Hari ke 3

Tgl. 2 Oktober 2018

Pekanbaru - Rantauprapat

Berangkat dari Pekanbaru pada pukul 7.30, perjalanan dilanjutkan menuju Rantauprapat via Dumai sekitar 400 km, yang diperkirakan akan ditempuh dalam waktu 8 jam. Kami makan siang di Duri sekitar pukul 12.30 di Restoran Danau Toba, sebuah chinese restaurant milik orang Medan.

Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya kami memasuki kota Rantauprapat sekitar pukul 19.15. Kami makan malam di Restoran Lembur Kuring pada pukul 20.00. 

Lembur Kuring adalah sebuah nama restoran khas masakan Sunda yang terkenal di Jawa Barat. Rupanya di Rantauprapat pun ada restoran masakan Sunda yang sudah melakukan "ekspansi" kesini. Restoran ini memiliki area parkir yang luas dan ruangan makan yang tampaknya terpisah dari restoran induk.

Malam ini kami menginap di Hotel Platinum, Jalan S.M. Raja No. 28, Rantauprapat, yang menurut pendapat kami merupakan hotel yang paling bagus dengan tarif yang memadai dibandingkan dengan hotel-hotel lainnya  selama 17 hari perjalanan kami. Kami langsung menuju hotel tersebut, check-in, dapat kamar family room yang luas, 3 tempat tidur, bersih dan nyaman dengan tarif Rp 480.000,- per malam. Kami dapat beristirahat dengan tenang dan damai.

Hari Ke 4 dan 5

Tgl. 3 dan 4 Oktober 2018

Rantauprapat - Medan

Perjalanan dilanjutkan menuju Medan yang berjarak sekitar 290 km dari Rantauprapat dengan perkiraan waktu tempuh 8 jam termasuk makan siang dan isi bensin. Kami makan siang di Kang Bima Graha Resto, di area ruko dalam kota Kisaran.

Ketika dilakukan pengecekan oleh Ari, ternyata salah satu ban mobil sebelah kanan belakang agak kempes., mungkin bocor.Dan atas petunjuk pemilik restoran, kami mampir ke sebuah kios tambal ban yang juga berjualan ban, kira-kira satu kilometer dari restoran tersebut.

Kami harus menunggu sekitar satu jam karena pemilik kios sedang keluar makan siang, menurut anak perempuannya yang menunggu di bengkel tersebut. Pukul 14.30 ban selesai ditambal. Si pemilik kios yang bernama Silaen, menganjurkan untuk sekalian ganti ban baru karena ban yang ditambal tersebut sudah ada yang tipis sehingga dikawatirkan akan meletus kalau dipaksakan jalan. Namun karena ban baru sulit dicari serta "kembang"nya tidak ada yang sama, maka dengan terpaksa kami jalan terus . Ban yang tersedia di tempat tambal ban tersebut juga tidak ada yang cocok.

Sekitar pukul 16.00 setelah melewati kota Indrapura, akhirnya ban tersebut pecah juga seperti yang diperkirakan oleh Silaen, tukang tambal ban di Kisaran itu. Untung Ari mampu mengendalikan kendaraannya. Ari memutuskan untuk menggantinya dengan ban serep. Dengan bantuan dua orang pemilik kios servis dinamo yang kebetulan berada di dekat kendaraan kami berhenti, ban serep tersebut dapat dipasang untuk menggantikan yang meletus.

Ternyata baut untuk ban serep tersebut tidak cocok sehingga keluar bunyi "glodag-glodag". Baru jalan beberapa puluh meter kami berhenti lagi di depan sebuah bengkel mobil "Ibrahim Jaya" di tepi jalan raya. Pemilik bengkel, Hafiz, mengganti ban serep tersebut dengan ban yang pecah sebelumnya kemudian diisi dengan ban dalam sehingga ban tersebut dapat dipasang kembali.

Tetapi ban lama yang diisi dengan ban dalam tersebut tidak bertahan lama, akhirnya pecah pula. Untung di seberang jalan ada sebuah kios tambal ban. Hari sudah mulai gelap, jam menunjukkan pukul 18.11. Pemilik kios tambal ban itu bernama Pandiangan, pernah merantau ke Jakarta selama 16 tahun. Pandiangan sangat membantu kami, karena mungkin merasa sama-sama pernah satu daerah dengan kami yaitu Jakarta. Atas jasanya Ari bisa menyewa sebuah becak motor untuk pergi ke Indrapura membeli ban "baru" yang bekas yang ukurannya sama. Satu jam kemudian, Ari berhasil membeli ban "baru" yang bekas dan langsung dipasangkan kembali.

Ari cukup "menderita" pada waktu membeli ban dengan becak motor tersebut. Becak motor itu mogok sampai empat kali, berkali-kali akan ditabrak oleh kendaraan lain karena tidak berlampu, tempat duduknya sangat sempit ditambah dengan muatan pelek serta ban mobil yang sudah rusak. Sedangkan postur tubuh Ari sendiri tidaklah langsing.

Untungnya, di dekat kios tambal ban ada warung makan sehingga kami dapat mengisi perut disini. Alhasil, baru sekitar pukul 19.00 selesai sehingga kami dapat melanjutkan perjalanan ke Medan.

Setelah keluar Gerbang Tol Cemara , kami mencari hotel yang terdekat dan akhirnya kami menginap di Hotel Miyana, Jalan H.Anif No. 26, Medan. Kami check-in lewat pukul 22.00 dan hanya untuk satu malam saja karena kamar yang akan kami pakai sudah ada yang booking untuk malam berikutnya.

Keesokan harinya, Ari menghubungi anggota MBCI Chapter Medan yaitu Sihombing dan Aseng. Atas bantuan keduanya, kami mengganti ban yang bermasalah dengan ban baru yang tersedia di toko merangkap bengkel yang dimiliki oleh Sihombing tersebut. Ternyata Sihombing (tanpa nama depan !) ini pernah merantau ke Jakarta selama belasan tahun yang kemudian kembali dan berusaha di Medan sehingga berhasil memiliki sebuah bengkel mobil sekaligus menjadi agen dari berbagai merk ban dan pelek terkenal dengan nama Mitra Jaya Ban.

Kami makan siang bersama Aseng di restoran langganannya, yaitu Restoran Padang Sidimpuan yang khusus menyajikan masakan khas Padang Sidimpuan yang berbeda dengan masakan Padang yang biasa kita kenal.

Setelah makan siang , kami sempat sight-seeing ke Centre Point, salah satu mall terbesar di Medan. Malamnya kami menginap di Hotel C iti International, Jalan Dr Sun Yat Sen No.77, Medan, sebuah hotel yang bergaya China dengan banyak barang antik yang bertebaran di ruang hotel tersebut. (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun