Bulan sabit di atas langit
memancar sunyi dalam selimut pagi
bertabur embun hanya sejenak
setelah mentari datang menjenguk
untuk membuka tabir kehidupan
Bulan sabit menatap sayu
di bawah langit orang saling berseteru
membawa meriam, bedil dan racun
menjadikan sengsara tak putus
dari benua ke benua
Bulan sabit hanya seberkas
cahaya kecil yang berpendar
di tengah kesibukan dunia
yang berlarian ke segala arah
mencari damai yang jauh tak terperi
Bulan sabit telah lama sakit
tiada harapan yang muncul barang sekejap
sebab nafsu selalu paling kuasa
memberangus kemanusiaan dan keadilan
sampai kapan, entah sampai kapan
Jakarta, 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H