Ketika matahari belum bangun
Aku mengatupkan tangan
Memaserahkan diri seutuhnya
Tanpa benang kusut menjerat
Tanpa kedok hitam menyelubung
Tiada apapun dapat disembunyikan
Tiada siapapun dapat menyelamatkan
Nurani yang hancur luluh, dan
Kedamaian yang terkoyak
Hanya air mata yang deras mengalir
Dan darah yang berceceran nun disana
Tanpa tanggung jawab siapapun
Tanpa belas kasihan apapun
Sampai kapan angin sejuk berembus
Ke setiap penjuru hati
Memadamkan dendam kesumat
Yang selalu menuntut api dan peluru
Makin jauh saja damai dapat dijamah
Makin sempit saja jalan yang ditempuh
Padahal hanya Engkau yang kuasa
Untuk mengucurkan air suci
Hanya doa ini yang mengalun
Sepanjang udara sunyi yang mencekam
Karena semuanya bergantung
Bukan hanya kepada nasib buruk belaka
Sebelum matahari menggeliat
Kusampaikan doa ini
Kiranya dapat menyentuh tanganMU
Untuk menghentikan
Angkara murka dan keserakahan
Jakarta, awal 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H