Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa Pagi

6 Januari 2018   08:18 Diperbarui: 6 Januari 2018   08:28 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika matahari belum bangun

Aku mengatupkan tangan

Memaserahkan diri seutuhnya

Tanpa benang kusut menjerat

Tanpa kedok hitam menyelubung

Tiada apapun dapat disembunyikan

Tiada siapapun dapat menyelamatkan

Nurani yang hancur luluh, dan

Kedamaian yang terkoyak

Hanya air mata yang deras mengalir

Dan darah yang berceceran nun disana

Tanpa tanggung jawab siapapun

Tanpa belas kasihan apapun

Sampai kapan angin sejuk berembus

Ke setiap penjuru hati

Memadamkan dendam kesumat

Yang selalu menuntut api dan peluru

Makin jauh saja damai dapat dijamah

Makin sempit saja jalan yang ditempuh

Padahal hanya Engkau yang kuasa

Untuk mengucurkan air suci

Hanya doa ini yang mengalun

Sepanjang udara sunyi yang mencekam

Karena semuanya bergantung

Bukan hanya kepada nasib buruk belaka

Sebelum matahari menggeliat

Kusampaikan doa ini

Kiranya dapat menyentuh tanganMU

Untuk menghentikan

Angkara murka dan keserakahan

Jakarta, awal 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun