Mohon tunggu...
Muhammad Taufiqurrahman
Muhammad Taufiqurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - @taufiqurhman_

Mengabadikan keindahan alam yang ada di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tempat Asik Menikmati Sunset di Atas Pantai Parangtritis

15 April 2021   22:10 Diperbarui: 21 April 2021   05:26 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    

Yakin Anda telah mengunjungi banyak wisata di Jogjakarta? Ataukah hanya pernah berwisata di Kota Jogjakarta saja? 

Saya merekomendasikan Bukit Paralayang Watugupit sebagai tempat wisata melepas penat dari kesibukan aktivitas yang kita lakukan. Walaupun sekarang kita dianjurkan mengurangi aktivitas di luar rumah, apa salahnya jika kita mengobati  rasa rindu akan aktivitas yang menyenangkan seperti sediakala sebelum pandemi covid-19 menerpa. Tetapi tetap patuhi protokol kesehatan yang ada yang gaes.

Saya telah beberapa kali berwisata ke Bukit Paralayang Watugupit ini, namun tidak ada rasa bosan untuk berwisata ke sini. Karena tempat ini menyediakan suasana sunset yang sangat Istimewa menurut saya. 

Namun kali ini merupakan perjalanan wisata yang berbeda dengan sebelumnya. Karena kali ini dalam masa pandemi covid -19 maka saya harus menaati protokol yang ada, seperti memakai masker, mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan kegiatan serta menjaga jarak dengan orang lain.

Perjalanan ini dimulai pada pukul 16.00 dari rumah saya yang berada di daerah Kecamatan Pleret,. Selama perjalanan saya memilih jalan yang lengang untuk menghindari kepadatan yaitu melewati Jalan Kretek-Siluk yang berada di Bantul. Jalan ini telah direnovasi sehingga mempunyai kontur jalan yang halus dan juga lebar. 

Setelah 35 menit tibalah di Pos TPR Pantai Parangtritis. Di sini kita harus membayar 10.000 per-orang sebelum masuk ke Kawasan Pantai Parangtritis. Tidak jauh dari Kawasan Pantai Parangtritis, tepatnya  hanya butuh 5 sampai 10 menit  telah sampai TPR Bukit Paralayang Watugupit, di sini kita hanya membayar 5.000 per-orang untuk biaya retribusi.

Akhirnya tiba juga di Bukit Paralayang Watugupit setelah kurang lebih 45 menit dari rumah atau tiba pukul 16.45. Bukit Paralayang ini terletak di Giricahyo, Purwosari, Gunung Kidul, namun banyak yang menganggap Bukit Paralayang ini masih di Kawasan Bantul. 

Setelah memarkirkan kendaraan saya langsung menuju spot ikonik dari tempat ini yaitu dibagian tebing untuk take-off paralayang. Ternyata saat itu sudah banyak orang yang berdatangan namun hati saya seketika miris setelah mengamati pengunjung yang berdatangan. Karena kebanyakan wisatawan datang bersama pasangannya, akan tetapi hati saya dibuat lega karena cuacanya sedang bagus dan perkiraan saya sunset-nya pasti sangat istimewa.

Berbeda dengan kebanyakan pengunjung yang menikmati suasana sunset bersama pasangannya, saya mempunyai cara tersendiri untuk menikmati sunset di Bukit Paralayang Watugupit ini. Saya menikmatinya dengan mengabadikan sunset dengan cara memotretnya.

Selama saya mempersiapkan kamera dan alat untuk memotret landscape tidak sedikit tatapan pengunjung tertuju kepada saya. Mungkin merekan masih asing dengan cara saya memotret dengan menggunakan filter lensa yang bertumpuk-tumpuk.

Namun dari sebagian orang juga mengetahuinya bahwa untuk mendapatkan suasana langit yang bagus harus menggunakan filter lensa GND (Graduated Neutral Density). 

Filter ini mempunyai fungsi untuk mengurangi kecerahan secara sebagian. Bahkan kalau masih dirasa kecerahan (exposure) berlebih harus menggunakan filter lensa lagi yaitu filter ND ( Neutral Density) fungsinya untuk mengurangi kecerahan dari cahaya yang masuk ke dalam sensor kamera secara keseluruhan.

Setelah mempersiapkan alat tempur untuk mengabadikan suasana sunset, benar saja perkiraan saya sebelumnya. Sekitar pukul 17.28 warna langit dengan cepat berubah berwarna jingga yang sangat indah. 

Dengan sigap para wisatawan juga mengabadikan momen sunset yang indah ini. Ada yang berfoto selfi dan ada pula yang merekam video bersama pasangannya sebagai kenang-kenangan. Saya pun tidak mau kalah dengan yang lainnya, dengan kamera andalan yang saya bawa memotret sunset kali ini dibikin terengap-engap karena memakai masker dan harus berpindah-pindah tempat untuk mencari angle yang pas.

Tidak beberapa lama azan Magrib telah berkumandang tanda untuk menyudahi perjalanan kali ini berakhir. Saya bergegas untuk mengemasi kamera dan alat-alat yang saya bawa. Kemudian menyempatkan solat dulu di Masjid yang berada di Jalan Parangtritis, dan mengapa saya tidak solat Magrib di mushola Bukit Paralayang Watugupit karena tempatnya yang kurang begitu luas untuk menghindari kerumunan dan menjaga jarak dengan orang lain.

Untuk itu saya Taufiqurrahman sebagai seorang yang mengagumi keindahan alam di Indonesia menghimbau kepada kita semua bahwa agar cepat pulih dari pandemi covid-19 ini maka kita harus melaksanakan protokol kesehatan yang dianjurkan agar bisa beraktivitas dengan normal kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun