Mohon tunggu...
Ucu Nur Arief Jauhar
Ucu Nur Arief Jauhar Mohon Tunggu... Aktor - Pengangguran Profesional

Tak seorang pun tahu kegelisahanku, kerna tak seorang pun dapat melihat apa yang aku lihat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Era "Samkok" di Pilbup Pandeglang 2020

14 Oktober 2019   15:48 Diperbarui: 14 Oktober 2019   16:06 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, penguasaan terhadap Tangerang Selatan berfungsi juga mencegah bulatnya suara Tangerang Raya di Pilgub 2024. Jumlah suara Tangerang Raya yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan lebih dari 50% suara di Provinsi Banten.

Karena komposisi suara itu, maka pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur selalu antara non Tangerang Raya dan Tangerang Raya. Contoh, Atut (Non) - Masduki (Tangerang Raya); Atut (Non) - Rano Karno (Tangerang Raya); Dan terakhir Wahidin Halim (Tangerang Raya) - Andika Hazrumy (Non).

Era Samkok Di Pandeglang

Seperti diuraikan di atas, Walau pun Pandeglang bukanlah daerah yang diprioritaskan oleh Dinasti Chasan, dengan masuknya Dinasti Jayabaya ke Pilbup Pandeglang, Dinasti Chasan malah jadi jangkar dari permainan kekuasaan ini.

Ada dua keuntungan jika Dinasti Chasan berpasangan dengan Dinasti Jayabaya di Pandeglang. Pertama, melemahkan kompetitor mereka di Pilgub 2024. Tanpa wilayah, Dinasti Dimyati jadi kehilangan kekuatan di tahun 2024.

Kedua, bagi Dinasti Jayabaya, ekspansi ke Pandeglang adalah menemukan sumber enerji baru. Walau pun hanya Wakil Bupati. Sedangkan bagi Dinasti Chasan, tentu naik tingkat. Dari Wakil Bupati menjadi Bupati Pandeglang.

Tapi semua tergantung siapa yang berani mengeluarkan enerji banyak untuk Pandeglang? 2020, Dinasti Chasan sendiri sepertinya dalam kesulitan enerji untuk mempertahankan Kabupaten Serang dan Tangerang Selatan. Sementara Dinasti Jayabaya hanya mengambil posisi Wakil Bupati, tentu sepantasnya tidak mengeluarkan enerji yang melebihi posisi Bupati.

Dinasti Chasan adalah momok traumatik bagi Dinasti Dimyati. Erwan yang berpasangan dengan Heryani/Iye wakil dari Dinasti Chasan mengalahkan Irna Narulita wakil dari Dinasti Dimyati di Pandeglang sendiri. Di Pilgub 2012, Atut mengalahkan pasangan Wahidin Halim - Irna Narulita.

Baru setelah mengambil Tanto W Arban (Dinasti Chasan) sebagai pasangan Wakil Bupatinya, Irna dapat meraih Bupati Pandeglang. Dinasti Dimyati dapat berkuasa kembali dibasisnya.

Dinasti Dimyati sendiri seperti diuraikan di atas, sudah mengambil posisi untuk mempertahankan Dinasti Chasan tetap berpasangan dengan dirinya. Tapi rumor bahwa Tanto "dikebiri" kekuasaannya selama ini, bakal jadi ganjalan utama.

Faktor Nasional

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun