Mohon tunggu...
Ucu Nur Arief Jauhar
Ucu Nur Arief Jauhar Mohon Tunggu... Aktor - Pengangguran Profesional

Tak seorang pun tahu kegelisahanku, kerna tak seorang pun dapat melihat apa yang aku lihat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Era "Samkok" di Pilbup Pandeglang 2020

14 Oktober 2019   15:48 Diperbarui: 14 Oktober 2019   16:06 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilkada 2020 adalah ujian kekuasaan bagi Dinasti Chasan Sochib. Dengan kondisi Enerji yang jauh kelasnya dari saat alm. Chasan hidup, Dinasti Chasan Sochib harus mempertahankan 3 wilayah; Kabupaten Serang, Tangerang Selatan dan Kabupaten Pandeglang. Tentu ini bukan hal yang mudah. 

Namun bagi dinasti lain, seperti Dinasti Jayabaya, Dinasti WH, Dinasti Ismet; Pilkada 2020 adalah sebuah kesempatan memperluas wilayah kekuasaan alias ekspansi.

Pilbup Pandeglang

Munculnya Nabil dari Dinasti Jayabaya dibursa Pilbup Pandeglang (sumber: bantennews) adalah indikasi lemahnya kondisi eneriji Dinasti Chasan Sochib. Kemunculan Nabil diawali isu pencalonan kembali Irna dari Dinasti Dimyati tanpa Tanto WA dari Dinasti Chasan.

Nabil adalah langkah cerdas Dinasti Jayabaya dalam berekspansi ke Pandeglang. Ini sama dengan membuka lapak pilihan kerjasama ke kedua belah pihak; ke Dinasti Chasan mau pun ke Dinasti Dimyati. Karena Nabil hanya mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati.

Walau pun hanya calon Wakil Bupati, buat Dinasti Jayabaya tiada ruginya. Toh Lebak masih dalam genggaman. Jika menang, maka Dinasti Jayabaya mempunyai akses sumber daya ke Pandeglang, walau tidak penuh.

Langkah Dinasti Jayabaya ini membuat Dinasti Dimyati yang berbasis Pandeglang kebakaran jenggot. Uring-uringannya Dinasti Dimyati ditangkap oleh media, sehingga terkesan ada kesepakatan pembagian wilayah kekuasaan seperti di era kerajaan (sumber: bantenhits).

Bisa dibayangkan jika Nabil dari Dinasti Jayabaya bersanding dengan Tanto dari Dinasti Chasan Sochib. Ini bukan lawan yang ringan. Bisa jadi lawan paling berat bagi wakil Dinasti Dimyati, yaitu Irna Narulita. Walau dia petahana.

Hal terburuk jika pasangan Tanto-Nabil berpasangan adalah Dinasti Dimyati kehilangan wilayah kekuasaan. Tentu ini akan sangat menyulitkan Dinasti Dimyati di Pilgub Banten 2024.

Dinasti Dimyati segera melakukan antisipasi. Menegaskan Irna tetap berpasangan dengan Tanto di Pilbup 2020. "... Saat ini tidak ada alternatif lain, hanya itu Irna-Tanto agar birokrasi tidak pecah," tutur Dimyati Natakusumah, suami dari Bupati Pandeglang Irna Narulita (sumber: fajarbanten).

Selain tak ada alternatif lain, Dimyati di media lokal mengatakan, mau tak mau ibu Irna harus melanjutkan di pilkada. Dan berpasangan dengan Tanto lagi. (sumber: Harian Banten Raya, Senin 7 Oktober 2019 halaman 12. Judul berita: Dimyati Dukung INTAN Dua Periode).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun