Analisis DPA Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten TA 2011
Hari itu hujan cukup deras. Tanah tak dapat langsung menyerap. Air hujan pun menggenang depan kontrakan kumuh mang Kasman. Niat mau pulang, malah jadi tertahan. Untung kopi panas tersedia.
“Mang, tadi aku lewat Kejati. Ada yang demo soal pengadaan kapal nelayan di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten,” kataku.
“Siapa yang demo?,” tanya mang Kasman sambil menyeruput kopi pahitnya.
“Itu dari Jaringan Pemuda Peduli Pembangunan Banten (JP3B). Katanya kapal itu tidak sesuai spek. Kayunya bukan kayu untuk kapal,” kataku.
“Oh...,” ujar mang Kasman.
“Kok cuma oh sih mang. Biasanya mamang tahu soal-soal kayak gitu,” sindirku.
“Ya mamang enggak tahu soal kayu kapal. Setahu mamang pengadaan kapal itu sudah jadi temuan BPK. Tapi mamang juga aneh, kok BPK hanya menemukan perkara Trip saja,” kata mang Kasman.
“Tuh kan mamang tahu. Cerita mang, sambil nunggu hujan nih,” kataku.
“Enak aja, emang mamang tukang dongeng apa?,” ucap mang Kasman ngeles.
Kulirik bungkus rokok kretek mang Kasman, sudah peot. Isinya paling satu dua batang lagi. Paham maksud mang Kasman, aku berlari-lari ke warung sebelah.