"Boi, boi! Mike! Sadar boi!"
"Hah? ter? pater?" Mike terbangun dari proyektor kelam mimpinya. Ia sadar, telah terbius oleh cerita yang ia sampaikan kepada pater beberapa saat yang lalu. Pater hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak nampak heran atau cemas, hanya sedikit kurang mengerti, apa yang sebenarnya terjadi dengan Mike dan si pipi tirus.
"Pater?"
"Ya Mike? "
"Jadi ia tidak mau pergi Mike?"
"Iya Pater, bahkan setelah semua yang aku lakukan padanya, ia tetap tak bergeming. Sepertinya ia kuat sekali."
"Trus kenapa ada Stevie wonder segala?" pater keheranan
"Apa ia sedang jatuh cinta?" lanjutnya
"Bukan pat, bukan," Mike menggaruk-garuk kepalanya. "Mungkin ia jatuh cinta dengan pipi tirus pat, sangat suka, dan mungkin cintanya terbalas, lalu..."
Kriet.... Belum selesai ucapannya, tiba-tiba pintu terbuka, dan pater yang kebetulan berada di depan pintu terdorong jatuh menghantam pojok meja. Sontak Mike berlari menuju pojok ruangan, dua buah lampu padam, tercium bau ratus yang terbakar.
"Aku nggak mau pergi, sungguh aku nggak mau pergi, aku nyaman sekali di sini," pipi tirus berujar dari balik pintu yang telah terbuka. Tubuh ini nyaman sekali, enak sekali, aku jatuh cinta, sungguh jatuh cinta..."