Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Bulan Kemanusiaan RTC] Sepasang Sandal Berpita Merah

27 Juli 2016   14:55 Diperbarui: 27 Juli 2016   15:06 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judul: [Bulan Kemanusiaan RTC] Sepasang sandal berpita merah

dalam rangka Event Bulan Kemanusiaan RTC

“Sori Man, gue nggak mau maen sama kamu!”

“Kenapa?”

“Kamu jahat Jik! Jahat!”

“Ha ha ha ha dasar item, item, iiiii temmm!”

Aku menangis sejadi-jadinya, lalu berlari kencang meninggalkan mereka yang seakan-akan makin keras mentertawakanku yang mereka beri stigma: item alias hitam! Jarak rumah dan tempat bermain yang tak terlalu jauh sedikit mengobati luka, namun tak berlangsung lama, sebab seorang lelaki dewasa kembali menambahkan luka hingga makin perih terasa.

“Hei tem! Ngapain kamu nangis? Gak pantes tau! Lihat Ibumu saja selalu tertawa keras setiap hari, kalaupun menangis, itu karena terlalu enak, bukan karena susah ha haha ha!”

Sialan! Nakal sekali kau paman! Awas kau ya, gerutuku dalam hati sambil menyambitnya dengan sebongkah batu, brak! Tepat mengenai jidatnya hingga berdarah!

“Aduuoohhh, setan kamu ya tem! Awas kau!” teriak paman sambil berlari mengejar langkah kakiku yang lincah berlari menjauh, meninggalkan rumah ibu yang entah peduli denganku atau tidak, hingga...

“Bunda!”

“Eh,” pelukan Dinda, Dea, Ida,dan beberapa sahabat kecil lainnya menyadarkan mimpi sedihku puluhantahun yang lalu sebelum..

“Bunda, bunda tidak usah sedih,bunda adalah yang terbaik, apalagi bunda sudah mau menyayangi kami..”

Aku menjadi pekerja kecil yangberanjak sukses seiring bertambahnya usia, hingga mampu mendirikan panti asuhan kecil diatas bekas lahan pelacuran kelas teri, tempat ibu melahirkanku dari seorang ayah yang entah siapa ku tak tahu!

***

.Waktu hujan turun rintik perlahan, bintang pun menepi, awan menebal... kutimang si buyung, belaian sayang*.... Mengalun merdu sebait lagu berbarengan dengan tawa renyah si kecil yang kuayun-ayun lembut di ayunan kayu berbalut kain bludru. Riang-rialah nak, masa depanmu adalah ceriaku, bahagiamu adalah harapanku...


*belaian sayang: Ruth Sahanaya

Logo RTC
Logo RTC

Jogja, 27 Juli 2016

djengsri 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun