hemm
“Jadi begitu ceritanya Lina mak?”
“Iya,” jawabku dengan berat sambil mengambil secangkir kopi untuk Jeni, saudara kembar Lina. Sungguh dapat kurasakan dukanya yang abadi, setelah ditinggal saudara kembarnya, mungkin ini adalah minggu kedua, hari-hari terberat bagi dia, terutama setelah aku ceritakan padanya tentang kisah Lina yang curhat padaku beberapa saat yang lalu sebelum meninggal, bagaimana seorang lelaki dengan rambut gondrong dan brewokan selalu saja muncul dan mengatakan kalimat yang sama,
“Aku akan mengantarmu, jangan takut...”
Jogja, 15 Januari 2016
cerpen = cerita pendek
djeng sri saja
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!