.
“Ampuni aku pakdhe ampuni aku, tolongg tolongg....”
“Hemmhh”
“Ampuni aku pakdhe ampuni aku, tolongg tolongg....”
“Hemmhh”
“Pakdhe....”
Krik krik krik... bunyi jengkerik diluar rumah memberi tanda dini hari telah tiba. Orang tua berambut klimis itu masih saja enggan menanggapi permintaan tolong keponakannya yang terus mengemis dan menyembahnya layaknya seorang raja dan penguasa,
“Ampuni aku pakdhe ampuni aku, tolongg tolongg....”
“Hemmhh”
“Ampuni aku pakdhe ampuni aku, tolongg tolongg....”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!