Srek srek srek temanku, si pemilik kedai datang sambil membawa Seikat kopi setangkup hati, dan terbata-bata berkata,
“Maaf mbak Jane, maafkan saya, pegawai saya, dia hanya ingin membuat kopi yang paling spesial, namun, namun, sayangnya dia selalu merasa tidak pernah menemukan Taste yang terbaik yang pantas buat mbak... maaf ya mbak...”
“Aduh mas, kayak sama siapa saja tho? Ini loh Jane, bukan siapa-siapa, cuma teman yang setia saja,” balasku menenangkan kegugupannya.
“Jadi... mbak mau memaafkan kami?”
“Bukan itu konteksnya mas..”
“Jadi... mbak belum mau memaafkan kami?”
“Bukan itu konteksnya mas..”
“Kalau mau tau apa yang terbaik buat aku.. kenapa nggak tanya langsung saja padaku?”
.
.
Seikat kopi setangkup hati,