Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seikat Kopi Setangkup Hati

16 Oktober 2015   17:07 Diperbarui: 16 Oktober 2015   17:26 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Srek srek srek temanku, si pemilik kedai datang sambil membawa Seikat kopi setangkup hati, dan terbata-bata berkata,

Maaf mbak Jane, maafkan saya, pegawai saya, dia hanya ingin membuat kopi yang paling spesial, namun, namun, sayangnya dia selalu merasa tidak pernah menemukan Taste yang terbaik yang pantas buat mbak... maaf ya mbak...”

Aduh mas, kayak sama siapa saja tho? Ini loh Jane, bukan siapa-siapa, cuma teman yang setia saja,” balasku menenangkan kegugupannya.

Jadi... mbak mau memaafkan kami?”

Bukan itu konteksnya mas..”

Jadi... mbak belum mau memaafkan kami?”

Bukan itu konteksnya mas..”

Kalau mau tau apa yang terbaik buat aku.. kenapa nggak tanya langsung saja padaku?”

.

.

Seikat kopi setangkup hati,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun