[caption caption="copyright by bowo bagus'p"][/caption]
Judul: [KC] Aku nafsu, Sri, maaf
Djeng Sri, no: 39
Benteng Vedreburg malam Sabtu, sebait puisi gilanya mememelukku erat bagai lintingan ganja yang memabukkan. Kulihat awan-awan bergelantungan pada bulan, saling berpegangan erat untuk lihat kami yang sedang meregangkan kalimat-kalimat manja, cinta, cinta, cinta....
“Ah...”
Hanya itu saja yang mampu keluar dari mulut kecilku. Entah harus bagaimana lagi kumengeja kata, kalimat, frasa, atau lema. Yang ada di kepala hanya ingatan akan legenda-legenda penyair romantis ala Orde Lama atau sebelumnya.
“Cinta,”
“Kanda...”
“Aku..”
Bait kedua puisi gilanya menelentangkan tubuhku bagai langgam nina bobok yang sangat kurindukan. Bukankah ini tidak boleh? Gumamku cemas. Tapi ini sangat menyejukkan, sungguh melenakan...